Hari ke-7: “Apa yang kalian cari?” |
Judul lukisan ini diambil dari Injil Yohanes 1: 38, ketika dua orang
murid Yohanes Pembaptis mengikuti Yesus, maka Dia berpaling dan bertanya kepada
mereka: “Apa yang kalian cari?” Pertanyaan itulah yang Dia ajukan pula kepada
kita. Bagaimana kita akan menjawabnya? Apakah kita akan menjawab sebagaimana
pengikut Yohanes Pembaptis?
Dalam hidup ini, apakah sebenarnya yang kita cari? Jawabannya bisa
berbagai macam. Ada yang mencari kebahagiaan, kesuksesan, ketenangan dan
kedamaian, dll. Marilah kita menjawab dengan jawaban kita sendiri, sesuai
dengan isi hati kita sendiri. Tidak ada yang salah ketika kita menjawab
pertanyaan-Nya sesuai dengan keinginan kita. Apapun jawaban kita, Dia akan
segera menimpali dengan pernyataan yang sama seperti yang Dia katakana kepada
pengikut Yohanes Pembaptis, “Mari, dan kalian akan melihatnya sendiri..”
Yesus bukan sekedar menjelaskan, namun Dia mengajak kita untuk
mengikuti Dia. Dengan mengikuti Dia maka semua akan menjadi jelas. Apakah
keinginan kita benar-benar merupakan keinginan yang benar ataukah tidak. Apakah
yang kita harapkan dalam hidup selama ini sesuai dengan kehendak-Nya ataukah
tidak. Semua akan kita lihat dan kita pahami sendiri, sehingga tidak lagi
menurut kata orang, melainkan menurut kita sendiri karena kita sudah melihat
dan memahami sendiri. Itulah Yesus. Dia menghargai apapun pendapat kita dan
mengajak kita untuk memahami pikiran kita sendiri, layak ataukah tidak di
hadapan-Nya. Penting ataukah tidak bagi hidup kita sesungguhnya.
“Mari, dan kalian akan melihatnya sendiri”, mengikuti Yesus bukan
berarti beriman secara membuta. Dengan mengikuti Yesus kita belajar memahami
hidup kita sendiri. Semoga mengikuti perjalanan Yesus di padang gurun selama 40
hari ini, membuat kita semakin memahami hidup kita sendiri dan semakin sadar
apa yang terpenting dalam hidup ini.
Dandanggula – 7
Kadaya mlampah
ing madyaning ratri
Sasi pejah
tanpa adhedhamar
Manungsa wuta
kiblate
Tan wruh
ingkang saestu
Pejah gesang
tan benten ing rupi
Cahya tedhak
ing donya
Pepadhang
rahayu
Gusti pribadi
sewaka
Gesang
langgeng ing swarga mligi kaudi
Dadya utama
ing donya
(Seperti berjalan di
tengah malam, bulan mati tanpa penerangan. Manusia buta arahnya, tidak mampu
melihat yang sesungguhnya. Hidup mati tidak ada bedanya. Cahaya turun ke dunia,
memberikan terang keselamatan. Tuhan sendiri yang berkenan hadir, dan hidup
abadi di sorga lah yang perlu untuk dicari, dan jadilah manusia utama di dunia.)
(11/11/2015 - Gregorius Garuda Sukmantara)
No comments:
Post a Comment