Wednesday, November 11, 2015

SILENCIO INCOGNITO Hari ke-7: “Apa yang kalian cari?”

Hari ke-7: “Apa yang kalian cari?”
Judul lukisan ini diambil dari Injil Yohanes 1: 38, ketika dua orang murid Yohanes Pembaptis mengikuti Yesus, maka Dia berpaling dan bertanya kepada mereka: “Apa yang kalian cari?” Pertanyaan itulah yang Dia ajukan pula kepada kita. Bagaimana kita akan menjawabnya? Apakah kita akan menjawab sebagaimana pengikut Yohanes Pembaptis?
Dalam hidup ini, apakah sebenarnya yang kita cari? Jawabannya bisa berbagai macam. Ada yang mencari kebahagiaan, kesuksesan, ketenangan dan kedamaian, dll. Marilah kita menjawab dengan jawaban kita sendiri, sesuai dengan isi hati kita sendiri. Tidak ada yang salah ketika kita menjawab pertanyaan-Nya sesuai dengan keinginan kita. Apapun jawaban kita, Dia akan segera menimpali dengan pernyataan yang sama seperti yang Dia katakana kepada pengikut Yohanes Pembaptis, “Mari, dan kalian akan melihatnya sendiri..”
Yesus bukan sekedar menjelaskan, namun Dia mengajak kita untuk mengikuti Dia. Dengan mengikuti Dia maka semua akan menjadi jelas. Apakah keinginan kita benar-benar merupakan keinginan yang benar ataukah tidak. Apakah yang kita harapkan dalam hidup selama ini sesuai dengan kehendak-Nya ataukah tidak. Semua akan kita lihat dan kita pahami sendiri, sehingga tidak lagi menurut kata orang, melainkan menurut kita sendiri karena kita sudah melihat dan memahami sendiri. Itulah Yesus. Dia menghargai apapun pendapat kita dan mengajak kita untuk memahami pikiran kita sendiri, layak ataukah tidak di hadapan-Nya. Penting ataukah tidak bagi hidup kita sesungguhnya.
“Mari, dan kalian akan melihatnya sendiri”, mengikuti Yesus bukan berarti beriman secara membuta. Dengan mengikuti Yesus kita belajar memahami hidup kita sendiri. Semoga mengikuti perjalanan Yesus di padang gurun selama 40 hari ini, membuat kita semakin memahami hidup kita sendiri dan semakin sadar apa yang terpenting dalam hidup ini.

Dandanggula – 7

Kadaya mlampah ing madyaning ratri
Sasi pejah tanpa adhedhamar
Manungsa wuta kiblate
Tan wruh ingkang saestu
Pejah gesang tan benten ing rupi
Cahya tedhak ing donya
Pepadhang rahayu
Gusti pribadi sewaka
Gesang langgeng ing swarga mligi kaudi
Dadya utama ing donya


(Seperti berjalan di tengah malam, bulan mati tanpa penerangan. Manusia buta arahnya, tidak mampu melihat yang sesungguhnya. Hidup mati tidak ada bedanya. Cahaya turun ke dunia, memberikan terang keselamatan. Tuhan sendiri yang berkenan hadir, dan hidup abadi di sorga lah yang perlu untuk dicari, dan jadilah manusia utama di dunia.)

(11/11/2015 - Gregorius Garuda Sukmantara)

No comments:

Post a Comment