Hari ke-6 : “Karena kerahiman-Nya” |
Pada mulanya Dia
menciptakan manusia. Selanjutnya, bersama dan melalui manusia ciptaan-Nya Dia
menciptakan manusia baru. Semua manusia terlahir dari manusia sebelumnya.
Kita mempunyai dua
orang tua dan kita menyebutnya ayah dan ibu. Kedua orang tua kita mempunyai
orang tua, dan kita menyebutnya nenek-kakek atau simbah. Simbah mempunyai orang tua dan kita
menyebutnya, simbah buyut. Simbah buyut pun mempunyai orangtua dan kita
menyebutnya simbah canggah. Simbah canggah mempunyai orangtua yang kita sebut
simbah wareng. Simbah wareng mempunyai orangtua yang kita sebut simbah
udheg-udheg. Demikian pula simbah udheg-udheg mempunyai orang tua yang kita
sebut simbah gantung siwur.
Kenyataan yang tidak
mungkin dipungkiri adalah, jika salah satu orangtua kita tidak pernah ada, maka
kita pun tidak pernah ada. Jika salah satu dari simbah tidak pernah ada,
demikian pula kita tidak pernah ada. Jika salah satu dari simbah wareng, bahkan
salah satu dari simbah gantung siwur tidak pernah ada, maka kita tidak pernah
ada. Karena mereka semua ada, maka kita ada. Mereka menjadi perantara
keberadaan kita. Bahkan DNA yang ada pada kita saat ini, bukan DNA dari orang
lain, melainkan gabungan dari DNA mereka semua. Inilah kenyataan yang tidak
mungkin kita pungkiri. Namun pertanyaannya adalah, apa yang sudah kita perbuat
bagi mereka semua?
Kalau dijumlahkan
maka seluruh leluhur sampai pada tingkatan gantung siwur ada 254 orang.
Kebanyakan dari mereka sudah meninggal bahkan mungkin semua sudah meninggal.
Maka tidak ada hal lain yang bisa kita lakukan terhadap mereka kecuali
mendoakan mereka. Tidak mungkin semua, ke 254 leluhur itu hidupnya baik semua.
Namun seburuk apapun, sejahat apapun mereka sudah menjadi perantara keberadaan
kita, maka tidak ada salahnya jika kita mendoakan mereka agar tinggal bersama
Bapa di Sorga.
Sekiranya Bapa
mengampuni mereka dan karena kerahiman-Nya mereka beroleh hidup kekal di sorga,
maka mereka akan menjadi perantara rahmat bagi kita. Hanya kerahiman-Nya yang
kita andalkan untuk bisa mengampuni dosa dan kesalahan mereka ketika masih
hidup. Dan menjadi ungkapan syukur serta
terima kasih atas hidup kita, maka dengan tulus kita berdoa bagi kebahagiaan
mereka.
Dandanggula - 6
Mokal wiji tan
lair sakeng wit
Mokal jalma
tanpa wong atuwa
Kang wus dadi
lumantare
Tumenga mring
aluhur
Asung bekti
tresna krana mijil
Dadya laku
utama
Swargane
leluhur
Gusti paring
pangaksama
Kori swarga
mring leluhur sami
Tumurun dadya
nugraha
(Tiada mungkin biji
yang tak lahir dari pohon, tiada mungkin manusia tidak mempunyai orangtua. Mereka telah
menjadi perantara keberadaan. Lihatlah ke atas pada mereka semua, haturkan
bakti dan kasih karena mereka kita dilahirkan. Jadikan tindakan utama, menyorgakan
para leluhur. Semoga Allah berkenan memberikan pengampunan, dan pintu sorga
terbuka bagi mereka semua, hingga akhirnya turunlah sebagai rahmat bagi yang
masih hidup.)
(10/11/2015 - Gregorius Garuda Sukmantara)
No comments:
Post a Comment