Wednesday, November 11, 2015

SILENCIO INCOGNITO Hari ke-6 : “Karena kerahiman-Nya”

Hari ke-6 : “Karena kerahiman-Nya”
Pada mulanya Dia menciptakan manusia. Selanjutnya, bersama dan melalui manusia ciptaan-Nya Dia menciptakan manusia baru. Semua manusia terlahir dari manusia sebelumnya.
Kita mempunyai dua orang tua dan kita menyebutnya ayah dan ibu. Kedua orang tua kita mempunyai orang tua, dan kita menyebutnya nenek-kakek atau simbah.  Simbah mempunyai orang tua dan kita menyebutnya, simbah buyut. Simbah buyut pun mempunyai orangtua dan kita menyebutnya simbah canggah. Simbah canggah mempunyai orangtua yang kita sebut simbah wareng. Simbah wareng mempunyai orangtua yang kita sebut simbah udheg-udheg. Demikian pula simbah udheg-udheg mempunyai orang tua yang kita sebut simbah gantung siwur.
Kenyataan yang tidak mungkin dipungkiri adalah, jika salah satu orangtua kita tidak pernah ada, maka kita pun tidak pernah ada. Jika salah satu dari simbah tidak pernah ada, demikian pula kita tidak pernah ada. Jika salah satu dari simbah wareng, bahkan salah satu dari simbah gantung siwur tidak pernah ada, maka kita tidak pernah ada. Karena mereka semua ada, maka kita ada. Mereka menjadi perantara keberadaan kita. Bahkan DNA yang ada pada kita saat ini, bukan DNA dari orang lain, melainkan gabungan dari DNA mereka semua. Inilah kenyataan yang tidak mungkin kita pungkiri. Namun pertanyaannya adalah, apa yang sudah kita perbuat bagi mereka semua?
Kalau dijumlahkan maka seluruh leluhur sampai pada tingkatan gantung siwur ada 254 orang. Kebanyakan dari mereka sudah meninggal bahkan mungkin semua sudah meninggal. Maka tidak ada hal lain yang bisa kita lakukan terhadap mereka kecuali mendoakan mereka. Tidak mungkin semua, ke 254 leluhur itu hidupnya baik semua. Namun seburuk apapun, sejahat apapun mereka sudah menjadi perantara keberadaan kita, maka tidak ada salahnya jika kita mendoakan mereka agar tinggal bersama Bapa di Sorga.
Sekiranya Bapa mengampuni mereka dan karena kerahiman-Nya mereka beroleh hidup kekal di sorga, maka mereka akan menjadi perantara rahmat bagi kita. Hanya kerahiman-Nya yang kita andalkan untuk bisa mengampuni dosa dan kesalahan mereka ketika masih hidup. Dan menjadi  ungkapan syukur serta terima kasih atas hidup kita, maka dengan tulus kita berdoa bagi kebahagiaan mereka.

Dandanggula - 6

Mokal wiji tan lair sakeng wit
Mokal jalma tanpa wong atuwa
Kang wus dadi lumantare
Tumenga mring aluhur
Asung bekti tresna krana mijil
Dadya laku utama
Swargane leluhur
Gusti paring pangaksama
Kori swarga mring leluhur sami
Tumurun dadya nugraha


(Tiada mungkin biji yang tak lahir dari pohon, tiada mungkin manusia   tidak mempunyai orangtua. Mereka telah menjadi perantara keberadaan. Lihatlah ke atas pada mereka semua, haturkan bakti dan kasih karena mereka kita dilahirkan. Jadikan tindakan utama, menyorgakan para leluhur. Semoga Allah berkenan memberikan pengampunan, dan pintu sorga terbuka bagi mereka semua, hingga akhirnya turunlah sebagai rahmat bagi yang masih hidup.)

(10/11/2015 - Gregorius Garuda Sukmantara)

No comments:

Post a Comment