Monday, November 16, 2015

SILENCIO INCOGNITO Hari ke-12 : Bertahan Untuk Hidup

Hari ke-12 :  Bertahan Untuk Hidup
Dia lapar, lapar yang sangat lapar. Tubuh-Nya lemas, perut-Nya sakit. Mengapa bisa begitu? Karena Dia manusia yang terbuat dari daging dan darah. Mekanisme organ tubuh adalah mekanisme kemanusiaan, maka Dia mengalami-Nya. Apakah karena Dia Putera Allah lalu Dia menggunakan kuasa-Nya untuk menghilangkan rasa sakit itu? Jika demikian maka Dia tidak mengalami kemanusiaan.  Tidak! Dia tetap menerima sakit itu. Rasa itu diterima. Rasa sakit yang bahkan lebih dari yang sebagaimana kita semua rasakan.
Manusia, apakah benar makhluk yang paling mulia? Lebih mulia manakah manusia dibandingkan dengan hewan? Lebih mulia manakah manusia dibandingkan dengan tumbuhan? Jika dibandingkan dengan rumput, manakah yang lebih mampu bertahan hidup? Kedua-Nya hidup! ketika tidak ada makanan, adakah manusia mampu bertahan sebagaimana rumput? Tampaknya rumput itu mati, tetapi begitu hujan turun atau tersiram air, rumput bersemi lagi. Rumput mampu menahan kehidupan lebih lama daripada manusia. Mengapa manusia tidak? Barangkali jawabannya adalah karena rumput sangat sederhana. Rumput hanya merupakan susunan sel, sebaliknya manusia demikian kompleks, demikian tidak sederhana.
Menjadi sederhana, demikian sulit bagi manusia. Itulah yang menyebabkan manusia menjadi demikian rapuh. Sekiranya manusia bisa menjadi sederhana, barangkali dia pun bisa mempertahankan kehidupan lebih baik daripada rumput. Sekiranya manusia bisa lebih sederhana, barangkali dia bisa lebih mulia daripada rumput.
Sumber ketidaksederhanaan adalah pikiran. Jika pikiran bisa menjadi lebih sederhana, semua menjadi lebih mudah dilalui. Itulah yang dilakukan oleh Yesus, menyederhanakan pikiran. Bagaimana Dia menyederhanakan pikiran-Nya? Dengan menyerahkan hidup-Nya kepada Bapa. Sesederhana itu. Namun karena itulah Dia bertahan hidup.

Pangkur -5

 Wadhas watu gya gineman
Jalma teki pundi kalangkung ringkih
Jer sami nggen gesangipun
Tineter trus waluyo
Yekti teki ingkang nyata sengguhipun
Kang pantes jalma minulya
Den luru marga punapi.


(padhas dan batu saling berbicara. Manusia dan rumput manakah yang lebih rapuh? Keduanya sama mengalami hidup. Terus hidup menghadapi cobaan dan kekurangan. Ternyata rumputlah yang lebih mampu bertahan. Mestinya manusia lah yang mulia. Cobalah mencari mengapa demikian?)

(16/11/2015 - Gregorius Garuda Sukmantara)

No comments:

Post a Comment