Sunday, November 27, 2016

Menyalakan Lillin Korona Adven Yang Pertama


Pada masa Adven tiba, kita melihat rangkaian daun melingkar dengan empat lilin di atasnya di panti Imam Gereja yang kita sebut korona Adven. Korona ini bukanlah dekorasi semata, melainkan sebuah tradisi Gereja yang  penuh makna. 

Lingkaran adalah suatu bentuk tanpa awal dan akhir. Lingkaran ini melambangkan Tuhan yang abadi, tanpa awal dan akhir. Kita juga diajak untuk merenungkan bagaimana kehidupan kita, di sini dan sekarang ini, ikut ambil bagian dalam rencana keselamatan Allah yang kekal dan bagaimana kita berharap dapat ikut ambil bagian dalam kehidupan kekal di kerajaan surga.
Lingkaran Adven terbuat dari tumbuh-tumbuhan segar, sebab KRISTUS datang guna memberi kita hidup baru melalui sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya. Warna hijau merupakan simbol pengharapan. Selain itu juga dipilih daun pinus atau cemara yang tidak kunjung putus. KRISTUS datang ke dunia untuk memberikan kehidupan yang tahan pada bermacam-macam musim. Daun cemara tidak rontok dan tetap hijau pada musim gugur dan musim dingin. Ungkapan pengharapan yang tanpa akhir bagi kita.
Tiga batang lilin berwarna ungu dan satu lilin berwarna merah muda. Warna ungu melambangkan tobat, keprihatinan, matiraga atau berkabung, persiapan dan kurban; warna ini juga dipakai pada masa Prapaskah, tidak hanya untuk warna lilin, tetapi juga pakaian liturgi lain. Satu lilin merah muda khusus untuk minggu ketiga atau Gaudette. Gaudette, dalam bahasa Latin berarti 'sukacita'; melambangkan kegembiraan di tengah penantian akan kedatangan Yesus.

No comments:

Post a Comment