Sunday, November 8, 2015

SILENCIO INCOGNITO Hari ke-3 : Menghadapi Badai

Hari ke-3 : Menghadapi Badai
Yesus menghadapi badai di padang gurun, cerita itu tidak ada dalam Kitab Suci. Peristiwa utamanya adalah Yesus di Padang Gurun dan kisah detailnya selama 40 hari tidak banyak diceritakan kecuali ketika mengalami 3 godaan. Itu pun terjadi perbedaan urutan godaan antara Injil Matius dan Lukas. Apakah selama 40 hari Yesus tidak pernah mengalami badai di gurun? Mungkin ya, mungkin tidak, karena saat itu Yesus sendiri dan belum mempunyai seorang murid pun. Kisah menghadapi badai hanyalah hasil kontemplasi dan cuplikan dari Kitab Suci. Sebagaimana dalam kisah pewayangan dimana ada lakon ‘carangan’ dari kisah besar Mahabarata atau Ramayana, maka ini merupakan lakon ‘carangan’ dari kisah Yesus di Padang Gurun.

Cerita Yesus menghentikan angin sakal atau angin ribut ada di dalam Kitab Suci. Secara jelas dikisahkan dalam Injil Markus, ketika Yesus dengan para murid berada di dalam perahu terjadi angin taufan yang sangat dahsyat. Ombak menyembur ke ddalam perahu hingga perahu mulai dipenuhi air. Yesus yang sedang tidur dibangunkan oleh para murid yang mengalami ketakutan. “Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa?” ungkapan itu seolah menegur Tuhan Yesus yang dalam situasi tersebut tidak berbuat apapun. Yesus pun berdiri dan menghardik angin itu, “Diam! Tenanglah!” lalu angin pun tenang dan danau menjadi teduh. Yesus lalu menegur murid-murid-Nya, “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?”

Para murid bersama Tuhan Yesus saat itu, namun karena kecemasan dan ketakutan mereka kehilangan kepercayaan. Mereka tidak percaya bahwa bersama Yesus, mereka akan tetap selamat. Ketidakpercayaan inilah yang ditegur oleh Yesus, dan untuk meyakinkan mereka Ia menghentikan angin taufan dan membuat danau teduh kembali.

Ketika Yesus sendiri, tidak bersama siapapun, dan menghadapi badai di padang gurun, apakah Dia juga berteriak kepada badai, “Diam..!! Tenanglah.!”  Rasanya tidak mungkin itu Ia lakukan. Untuk apa Ia harus melakukannya? Apakah Dia cemas dan takut? Apakah Dia tidak percaya bahwa Roh Kudus menyertai-Nya? Yesus menghardik badai karena keselamatan murid-murid-Nya dan membangun kepercayaan kepada mereka. Namun ketika Dia sendiri, maka Dia hanya berdoa kepada Bapa. Dia menyerahkan segalanya kepada Bapa, dan Dia yakin bahwa Bapa akan menjaga-Nya.

Tidak ada orang hidup yang tanpa persoalan. Persoalan itu terkadang datang seperti badai, yang membuat kita cemas dan takut. Ketika kita dilanda kecemasan dan ketakutan itulah iman kita diuji. Terkadang kita berupaya semampu kita, dengan mengandalkan kekuatan, kekuasaan, harta, untuk bisa mengatasi persoalan tersebut. Kadang ada yang karena takutnya lari kepada paranormal atau dukun untuk membantu menyelesaikan persoalannya. Jika Yesus yang adalah Tuhan kita, mempercayakan diri-Nya kepada Bapa dan tidak mengandalkan kekuatan-Nya sendiri, mengapa kita tidak bisa mempercayakan diri kepada Allah?

Bagaimana Allah bisa menolong kita? Allah bersama dan melalui orang lain, entah saudara, entah teman, orang yang memusuhi kita, atau bahkan orang yang sama sekali tidak kita kenal untuk menolong kita. Maka yang terpenting adalah berbuat sesuatu, melakukan sesuatu yang berarti bagi hidup orang lain, dan percaya bahwa Allah akan mengirim orang yang lain lagi, entah siapa, entah kapan, entah dimana dan entah bagaimana untuk berarti bagi hidup kita.

Dandanggula

Dhuh Gusti Kang tuhu Mahasuci
Mugi kersa tedhak Astanira
Tumetesing mbun sasate
Dadya minangka restu
Amrih gesang  amba murakapi
Karya kinarya japa
Nayuh gung pangestu
Sumrambah mring para jalma
Tuhu bekti myang Kristus Kang Sinuci
Pamoring asih lan tresna


 (Ya Tuhan yang sungguh Mahasuci, Semoga Engkau berkenan mendekatkan tangan-Mu, bagaikan embun dalam kehidupan kami,  jadikan sebagai restu supaya hidup kami berarti. Seluruh karya kami menjadi doa yang mengharap berkah bagai dunia dan seluruh kehidupan. Setia dalam bakti kepadamu ya Tuhan, karena hanya Engkaulah pancaran kasih sayang)

(7/11/2015 - Gregorius Garuda Sukmantara)

No comments:

Post a Comment