Hari ke-8 : Menuju Cakrawala |
Langit di atas
dan bumi di bawah, bertemu di sepanjang
garis yang kita sebut cakrawala. Sebagaimana sering digambarkan bertemunya
Allah dan manusia, Sorga dan dunia, sebuah ideal yang dicita-citakan banyak
manusia. Hidup bersama Allah itulah sorga, itulah pula kehidupan kekal. Yesus
mengajak kita ke sana, menuju cakrawala. Mungkinkah? Mustahil.., cakrawala
hanyalag garis imajiner, garis yang seolah-olah ada namun sesungguhnya tidak
ada. Demikian pula bagi orang yang tidak percaya akan Allah, sorga hanyalah
khayalan manusia. Mereka melihat impian masuk sorga itu sia-sia saja. Akankah
Yesus membawa kita dalam perjalanan yang sia-sia belaka?
Yang tidak dilihat
dalam perjalanan itu adalah prosesnya, bukan sekedar terpancang pada tujuan.
Proses itulah yang memberikan kepenuhan kepada siapapun yang bersedia berjalan
bersama-Nya menuju cakrawala. Maka satu hal yang Dia minta kepada kita adalah,
setia di dalam proses. Beriman merupakan proses yang panjang, bukan sekedar
percaya lalu sudah. Ketidaksetiaan dalam berproses membuat kehidupan iman kita
berhenti pula. Merasa sudah sampai, bisa diibaratkan membangun menara babel,
dimana kesombongan kita yang bersinggasana, bahkan menjadikan diri kita allah
dan menuntut orang lain untuk percaya kepada kita.
Perjalanan itu
tidaklah mudah. Banyak rintangan dan hambatan yang harus dilalui baik dari
dalam maupun dari luar diri kita. Keberhasilan dalam mengatasi rintangan dan
hambatan itulah buah dari proses, dan membuat iman kita menjadi semakin kuat.
Ada kalanya rintangan dan hambatan itu sungguh-sungguh di luar kemampuan dan
kuasa kita sebagai manusia. Dalam hal inilah kita mengandalkan keyakinan,
dengan berserah diri kepada Allah, dengan memohon tuntunan dan perlindungan Roh
Kudus. Semakin jauh kita mampu berjalan, maka menjadi semakin dewasa pulalah
iman kita. Maka….selamat menempuh perjalanan menuju ke cakrawala bersama Dia.
Pangkur -1
Den upaya melbeng swarga
Kori namung saageng leng blekithi
Yekti mokal lampahipun
Sampun kandheg ing sedya
Jer ing laku lelampahan ingkang prelu
Ngendhat patrap lelaworan
Kapang mulat sihing Gusti.
(berusahalah untuk
masuk sorga, yang pintunya sebesar lobang semut. Sungguh mustahil dijalani,
tetapi janganlah berhenti berkeinginan, karena dalam laku yang perlu adalah
prosesnya. Menahan sikap yang serampangan, rindu untuk melihat kasih Allah.)
(12/11/2015 - Gregorius Garuda Sukmantara)
No comments:
Post a Comment