Monday, November 23, 2015

SILENCIO INCOGNITO Hari ke-19 : Dalam Damai

Hari ke-19 : Dalam Damai
Dalam kesendirian, Dia merasakan sepi dan sunyi. Dalam lelah...Dia merasakan kantuk yang sangat. Maka ditepisnya kekhawatiran akab segala bahaya. Ditidurkannya pikiran esok mesti berbuat apa. Dalam damai, dilelapkan raga-Nya. Dalam damai diistirahatkan pikiran-Nya.
Pikiran kita, kapankah kita mengistirahatkan? Terkadang dalam tidur pun masih terbawa. Bahkan sering tidak bisa tidur karena pikiran terus mengembara... Antara cemas dan khawatir, antara keinginan dan ketidakmampuan, antara takut dan penasaran. Pikiran terua berputar tanpa pernah berhenti. Hingga lelah raga, pikiran kadang terus melanglang sampai jatuh dalam ketidaksadaran.
Berani percaya mengenai esok, berani pasrah untuk yg sudah, sepertinya semakin sulit kita lakukan. Kedamaian semakin jauh dari jangkauan. Marilah sejenak kita perhatikan ketika anak2 yg masih kecil tidur dengan pulas. Tampak jelas kedamaian tergambar di raut wajah mereka. Mengapa? Karena pikiran mereka pun beristirahat. Mereka tidak terganggu tadi dan nanti.
Jika kita berani percaya kepada-Nya, bukan sekedar ucapan kata-kata. Maka kita bisa menerima dan menyambut kehidupan sebagaimana anak kecil. Jika kita percaya pada-Nya, maka kita pun bisa menyambut Tuhan sebagaimana kanak2 menyambut kehidupan. Damai...damailah senantiasa. Damai dalam percaya.


Asmaradana-4

Rina wengi trus kumitir
Nora mandheg tansah kojah
Was sumelang datan kendo
Wonten pundi pasrahipun
Pracaya kandheg ukara
Pitados mring Gusti iku
Sumarening cipta rasa...
---------
Siang malam terus berputar, tiada pernah berhenti..terus saja berulah. Cemas dan khawatir tiada pernah lelah. Dimanakah letak kepasrahan jika percaya berhenti pada kata2 belaka?

Percaya pada Allah itu, berarti mengistirahatkan cipta dan rasa dalam rengkuhan-Nya.

(23/11/2015 - Gregorius Garuda Sukmantara)

No comments:

Post a Comment