Tuesday, November 24, 2015

SILENCIO INCOGNITO Hari ke-20 : Tiada Jalan Lain

Hari ke-20 : Tiada Jalan Lain
Lukisan ini mengacu pada godaan ke-2 (seturut Injil Lukas), namun ada perbedaan dimana Yesus tidak dibawa ke bubungan Bait Allah, melainkan ke tempat yg sangat tinggi dan tidak ada lagi jalan keluar. Satu2nya jembatan yg ada sdh rusak. Iblis menawarkan satu-satunya kemungkinan yg ada yakni agar Yesus menerjunkan diri.
Begitu pun dalam kehidupan kita. Ketika kita dalam situasi terjepit, terpojok oleh keadaan, seolah tidak ada lagi jalan keluar, saat itulah iblis mulai menggoda kita agar kita menuntut Allah untuk membuktikan kasih-Nya. Dengan mudahnya kita seringkali tergoda untuk mencobai Allah. Bahkan mengancam Allah, kalau Dia tidak menolong maka kita tidak akan lagi percaya kepada-Nya.
Marilah kita renungkan secara mendalam, sudah berapa kali kita mencobai Dia. Sudah berapa kali kita meragukan dan tidak yakin akan kasih-Nya, sehingga kita berpaling pada illah lain.
Bertobat, adalah jalan untuk kembali kepada-Nya. Membangun kembali keyakinan, bahwa dalam situasi apapun kita akan tetap mengandalkan Dia dan tidak meragukan kasih-sayangNya.
Apa yang dialami oleh Yesus di padang gurun, yakni godaan untuk mencobai Allah sangatlah manusiawi. Ketika seseorang dalam kesendirian, tidak ada yang diperhatikan dan tidak ada yang memperhatikan. Tidak ada yang peduli dan tidak ada yang bisa dipedulikan. Tidak ada yang mencintai dan tidak ada pula yang dicintai. Maka pertanyaan yang wajar keluar adalah, apa arti hidup ini? Hidup serasa tidak ada artinya sama sekali.
Manusia membutuhkan perhatian sekaligus obyek untuk diperhatikan. Hal ini berkaitan dengan eksistensi manusia. Jiwa membutuhkan ruang eksistensi, untuk diakui keberaadaannya. Dalam kesendirian ini, eksistensi menjadi terganggu, sebab tidak ada yang memperhatikan dan tidak ada yang diperhatikan. Untuk memenuhi kebutuhan ini maka seseorang berbuat atau melakukan sesuatu untuk menarik perhatian orang lain. Mencari-cari perhatian, agar orang lain sadar akan keberadaannya dan mengakui keberadaannya.
Iblis menggoda Yesus untuk mencari perhatian Allah Bapa. Jika Yesus mengikuti, maka iblis bisa berkata bahwa ternyata Yesus tidak yakin akan penyertaan Bapa. Yesus tidak percaya kepada Bapa, sehingga menuntut perhatian. Inilah yang ditolak oleh Yesus. Dia demikian yakin bahwa Allah tidak pernah berhenti memperhatikan, sehingga tidak ada alasan untuk mencobai atau meragukan Bapa. Bagaimana dengan kita???????
Terkadang ada suatu keadaan yang membuat kita berpikir bahwa Allah sungguh tidak ada, Allah sungguh tidak peduli, Allah sungguh tidak memperhatikan. Kapan itu terjadi? Biasanya ketika kita berada dalam kesulitan dan sangat membutuhkan pertolongan Allah, tetapi pertolongan Allah itu tidak kunjung datang.
Allah selalu memperhatikan umat-Nya. Dia selalu memperhatikan permohonan kita. Persoalannya bukan pada Allah, melainkan pada diri kita sendiri. Seringkali kita memohon agar Allah memenuhi permintaan dengan cara kita, sesuai dengan apa yang kita gambarkan. Kita berusaha memohon tetapi juga mendikte Allah agar berbuat sebagaimana yang kita pikirkan. Maka ketika Allah berbuat dengan cara-Nya, justru kita mengabaikan dan tidak peduli. Lalu kita menganggap bahwa Allah tidak memenuhi permohonan kita, padahal Allah sudah berbuat namun kita tidak melihatnya. Maka biarkan Allah bekerja dengan cara-Nya, dan kita membutuhkan bantuan Roh Kudus agar peka dalam melihat cara Allah bekerja. Roh Kudus hanya akan bekerja jika hati kita terbuka terhadap kehadiran-Nya.

Asmaradana-5

Sasat sampun telas margi
Cupet rumpil nalaripun
Batos lajeng menga-mengo
Nutuh dhateng Gustinipun
Gumiwang anggen percaya
Pamartobat ingkang baku
Mbangun pitados kewala
--------

Seakan sudah kehabisan jalan, sempit dan sulit seluruh nalar. Batin pun kemudian mencari-cari, bahkan mempersalahkan Tuhan. Runtuhlah kepercayaan. Maka bertobat sungguh penting, untuk membangun kembali iman.

(24/11/2015 - Gregorius Garuda Sukmantara)


No comments:

Post a Comment