Friday, November 20, 2015

SILENCIO INCOGNITO Hari ke-16 : Melihat Manusia

Hari ke-16 : Melihat Manusia
Dari ketinggian Dia melihat manusia yang menempuh perjalanan. Perjalanan hidup entah mereka akan kemana. Ada yang berjalan sendiri, ada yang berjalan bersama orang lain. Dan Dia pun sendiri pula di padang gurun. Namun ketika Dia melihat manusia lain, meski di kejauhan, Dia tidak merasa sendiri. Meski mereka tidak dikenal-Nya, namun Dia merasa ada manusia lain dan bukan seorang diri.
Ya.., manusia..merasa dirinya tidak sendirian ketika melihat keberadaan orang lain. Sekalipun di tempat asing, tidak ada yang dikenal, dan tidak ada yang mengenalnya, tetap tidak akan merasa sendiri. Namun seandainya tidak ada seorang pun yang dilihat, maka kesendirian itu akan segera menyengat. Ternyata merasa sebagai manusia, menjadi manusia itu karena adanya manusia lain. Menyadari adanya manusia lain, barulah kita akan menjadi manusia. Tidak ada manusia yang merasa sebagai manusia ketika sejak bayi dia tidak pernah bertemu dengan manusia lain. Manusia hanya merasa sebagai manusia karena adanya manusia lain. Menghargai manusia lain, berarti pula menghargai diri sendiri. Itulah kenyataan yang tidak bisa diingkari. Kesadaran inilah yang mestinya kita jaga.
Tidak menghargai orang lain, bersikap sewenang-wenang terhadap orang lain, merasa berkuasa atas orang lain serta menginjak harkat dan martabat orang lain, tanpa disadari pula justru merendahkan diri sendiri. Maka bertanyalah ‘Aku ini siapa?’ jika tanpa keterlibatan orang lain. Bertanyalah ‘aku ini siapa?’ jika hidup menjadi sama sekali tidak berarti bagi orang lain. Aku bukanlah siapa-siapa, tanpa orang lain. Aku bukanlah siapa-siapa, jika hidupku tidak berarti bagi orang lain.

Asmaradana -2

Kang yekti iku punapi
Mboten namung aneng raga
Jiwa jumeneng ing njero
Tan karimat tundhonipun
Dak wenang tumrap pepadha
Mangaji liyan liripun
Mangaji dhiri pranyata


(Yang sesungguhnya manusia itu apakah? Yang sejati itu bukan hanya pada raga, juga jiwa yang bersemayam di dalam. Jika tidak dipelihara, akibatnya akan bersikap sewenang-wenang terhadhap sesama. Menghargai orang lain itu, berarti menghargai diri sendiri pula).

(20/11/2015 - Gregorius Garuda Sukmantara)

No comments:

Post a Comment