Friday, November 27, 2015

SILENCIO INCOGNITO Hari ke-23 : Hidup dalam ROH

Hari ke-23 : Hidup dalam ROH
Ketika Adam diciptakan, Allah membuatnya dari tanah liat kemudian meniupkan roh ke dalamnya sehingga manusia itu hidup. Yesus sebagai Allah Putera pun meniupkan Roh kepada kita semua sehingga kita pun hidup sebagai manusia baru. Hidup dalam Roh sebagai manusia baru telah kita alami dalam pembaptisan. Persoalannya sekarang apakah kita tetap hidup dalam roh? Adakah manusia baru itu tumbuh dan berkembang dengan baik ataukah tidak?
Roh Kudus yang dikaruniakan kepada kita sehingga kita menjadi manusia baru, bukan datang dan pergi, datang lagi dan pergi lagi. Roh Kudus yang sudah diturunkan ke dunia tidak kembali lagi ke atas, melainkan terus menyertai kita di dunia ini. Namun sering kali hati kita tertutup terhadap peran dan penyertaan-Nya sehingga seolah-olah Dia tidak turun. Hidup dalam Roh berarti bersedia terus menerus membuka diri terhadap peran dan penyertaan Roh Kudus.
Apa yang membuat hati kita tertutup? Banyak hal yang membuat kehadiran Roh Kudus tidak bisa kita rasakan. Ketakutan, kehawatiran, kesombongan, ketidakpedulian, dendam dan kebencian merupakan penghalang bagi Roh Kudus untuk masuk dalam kehidupan kita. Maka jika kita ingin benar-benar hidup dalam Roh, kita harus belajar menyingkirkan semua itu.
Roh Kudus adalah Roh Allah, dan Allah adalah kasih. Roh Kudus mendorong kita untuk bisa mengasihi. Untuk dapat mengasihi, kita harus mampu menyingkirkan hal-hal yang berlawanan dengan sifat kasih tersebut. Ketidakpedulian, dendam dan kebencian menjadi penghalang utama dalam mengasihi. Ketidakpercayaan, kekhawatiran juga merupakan penghalang untuk bisa mengungkapkan kasih. Pertobatan adalah pintu utama untuk bisa membuka kehidupan kita terhadap peran penyertaan Roh Kudus. Selanjutnya kesetiaan dalam proses berjalan menuju pada Allah, berproses dalam hidup rohani, akan semakin mendewasakan kita.

----------
Mijil -2

Kadyo angin sumilir ing njawi
Roh minangka dhayoh
Mokal mlebet yen rapet korine
Sagung palang, kedah gya sumingkir
Manteb jroning batin
Ngantu rawuhipun

--------------------------
Seperti angin yang bertiup di luar, Roh bagaikan tamu yang tidak akan masuk jika semua pintu tertutup rapat. Segala penghalang mestinya segera disingkirkan. Percaya sepenuhnya dalam hati, menantikan kehadiran-Nya.

(27/11/2015 - Gregorius Garuda Sukmantara)




No comments:

Post a Comment