Hari ke-23 : Hidup dalam ROH |
Ketika
Adam diciptakan, Allah membuatnya dari tanah liat kemudian meniupkan roh ke
dalamnya sehingga manusia itu hidup. Yesus sebagai Allah Putera pun meniupkan
Roh kepada kita semua sehingga kita pun hidup sebagai manusia baru. Hidup dalam
Roh sebagai manusia baru telah kita alami dalam pembaptisan. Persoalannya
sekarang apakah kita tetap hidup dalam roh? Adakah manusia baru itu tumbuh dan
berkembang dengan baik ataukah tidak?
Roh
Kudus yang dikaruniakan kepada kita sehingga kita menjadi manusia baru, bukan
datang dan pergi, datang lagi dan pergi lagi. Roh Kudus yang sudah diturunkan
ke dunia tidak kembali lagi ke atas, melainkan terus menyertai kita di dunia
ini. Namun sering kali hati kita tertutup terhadap peran dan penyertaan-Nya
sehingga seolah-olah Dia tidak turun. Hidup dalam Roh berarti bersedia terus
menerus membuka diri terhadap peran dan penyertaan Roh Kudus.
Apa
yang membuat hati kita tertutup? Banyak hal yang membuat kehadiran Roh Kudus
tidak bisa kita rasakan. Ketakutan, kehawatiran, kesombongan, ketidakpedulian,
dendam dan kebencian merupakan penghalang bagi Roh Kudus untuk masuk dalam
kehidupan kita. Maka jika kita ingin benar-benar hidup dalam Roh, kita harus belajar
menyingkirkan semua itu.
Roh
Kudus adalah Roh Allah, dan Allah adalah kasih. Roh Kudus mendorong kita untuk
bisa mengasihi. Untuk dapat mengasihi, kita harus mampu menyingkirkan hal-hal
yang berlawanan dengan sifat kasih tersebut. Ketidakpedulian, dendam dan
kebencian menjadi penghalang utama dalam mengasihi. Ketidakpercayaan,
kekhawatiran juga merupakan penghalang untuk bisa mengungkapkan kasih.
Pertobatan adalah pintu utama untuk bisa membuka kehidupan kita terhadap peran
penyertaan Roh Kudus. Selanjutnya kesetiaan dalam proses berjalan menuju pada
Allah, berproses dalam hidup rohani, akan semakin mendewasakan kita.
----------
Mijil
-2
Kadyo
angin sumilir ing njawi
Roh
minangka dhayoh
Mokal
mlebet yen rapet korine
Sagung
palang, kedah gya sumingkir
Manteb
jroning batin
Ngantu
rawuhipun
--------------------------
Seperti angin yang bertiup di luar, Roh
bagaikan tamu yang tidak akan masuk jika semua pintu tertutup rapat. Segala
penghalang mestinya segera disingkirkan. Percaya sepenuhnya dalam hati, menantikan
kehadiran-Nya.
(27/11/2015 - Gregorius Garuda Sukmantara)
No comments:
Post a Comment