Hari ke-2 : Sang Pendoa |
Tuhan Yesus setelah dibaptis di sungai Yordan, dalam bimbingan Roh
Kudus, Dia masuk ke padang gurun selama 40 hari. Pemikiran sederhana yang
muncul adalah, Dia tidak sempat pamit kepada ibu-Nya. Muncul rasa was-was dari
Bunda Maria, mengapa Yesus Puteranya tidak kunjung pulang? Bunda Maria mencoba
untuk menunggu, namun hari demi hari yang ditunggu tidak juga datang, perasaan
cemas pun timbul. Kecemasan seorang ibu yang Anaknya pergi dan tak kunjung
kembali.
Bunda Maria keluar dari kampung dan menanti kedatangan Puteranya.
Munculnya perasaan cemas dan khawatir akhirnya dia sikapi dengan doa dan
keyakinan. Sepenuhnya dia percaya kepada Bapa, bahwa Anaknya tidak akan
mengalami bahaya. Sebagaimana kalimat yang pernah dia ucapkan dahulu, ‘Aku ini
hamba Tuhan, terjadilah padaku seturut perkataan-Mu…’, maka kalimat itu pula
yang terus menggema dalam batinnya. Kecemasan dan kekhawatiran yang kemudian
disikapi dengan keyakinan yang penuh pada Allah, kepercayaan yang total pada
Allah. Itulah sikap Bunda Maria yang sangat perlu untuk diteladani.
Bunda Maria adalah Bunda Gereja, sosok yang sangat dekat dengan kita
sebagai umat Katolik. Dia merupakan perantara doa yang paling menonjol dan
diyakini secara luas. Ketika kita berdoa Rosario, ada tiga butir pernyataan
yang khas mengenai Bunda Maria, yakni:
- Putri Allah Bapa
- Bunda Allah Putera
- Mempelai Allah Roh Kudus.
Melalui ketiga pernyataan tersebut Bunda Maria dipersatukan dengan
kesatuan Bapa-Putera-Roh Kudus (Trinitas). Maka Bunda Maria tidak akan pernah
bisa dilepaskan dari Yesus Puteranya. Berbicara mengenai Yesus yang masuk ke
padang gurun, pun tidak lepas dari Bunda Maria yang menantikan dalam kerinduan.
Sebagai kesatuan Gereja, Bunda Maria adalah ibu kita pula. Kesediaan
kita mengikuti Tuhan Yesus memasuki padang gurun, pun tidak terlepas dari
perhatian beliau. Maka sebagaimana Bunda berdoa kepada Allah untuk berserah
diri, demikian pun Bunda berdoa bagi kita. Dia adalah Sang Pendoa bagi kita,
bagi semua niat baik kita, bagi setiap persoalan yang kita percayakan kepadanya.
Bunda Maria adalah ibu bagi kita, yang bersikap melalui doa untuk menyatakan
kasihnya kepada kita.
Dandanggula
Dhuh ibu kang tatag amurwani
Kanthi manah sengguh ing pracaya
Datan sumelang batine
Jejer abdi satuhu
Tumapaking tuladha sayekti
Tan kendhat andedonga
Mrih putra rahayu
Rinesep mring sagung jiwa
Mugi ibu kersa mangestoni abdi
Mrih trus penanggya raharja
(Dhuh ibu yang berani memulai…, dengan hati yang penuh dan
tangguh dalam percaya. Sebagai hamba
Allah yang sesungguhnya, tiada khawatir batinnya. Langkahnya dalam bersikap
menjadi teladan yang sebenarnya. Tiada pernah berhenti berdoa agar kami
anak-anaknya selamat. Kasihnya mengalir
bagi setiap jiwa, semoga ibu merestui , hingga kita senantiasa sejahtera.)
(6/11/2015 - Gregorius Garuda Sukmantara)
No comments:
Post a Comment