Hari ke-11 : Masih Belum Selesai |
Bekal roti yang
dibawa dalam perjalanan menuju ke Jordan terbawa pula hingga ke padang gurun,
dan selama ini terlupakan. Ketika perut-Nya terasa sangat lapar dan seluruh
raga sangat lemah rasanya, teringatlah Dia akan roti yang dibawa-Nya. Roti itu
pun diambil tetapi sebelum bisa dimakan, angin bertiup dan roti itu hancur
menjadi remah-remah lalu terbawa oleh angin. Dibiarkannya hal itu terjadi
sampai akhirnya roti itu habis menjadi remah kecil yang menyatu dengan pasir.
Dia pun bergumam pelan, “Masih belum selesai….”
Ketika apa yang
sangat kita butuhkan sudah berada di tangan lalu lenyap begitu saja, apa reaksi
kita? Ketika kesempatan sudah ada di depan mata, lalu direbut oleh orang lain,
apa reaksi kita? Ketika kesenangan sudah di depan bibir menanti untuk segera
kita nikmati lalu musnah begitu saja, apa reaksi kita? Kita marah, kita sedih,
jengkel, sangat kecewa. Lalu semua energi kita tumpahkan kepada siapa yang bisa
kita persalahkan, bahkan kepada Tuhan. Mengapa kita tidak diam seperti Dia dan
menyimpulkan bahwa itu adalah kehendak-Nya?
Mengapa Yesus tidak
melindungi roti itu dan memakannya sebelum hancur? Yesus menghendaki diri-Nya
bisa merasakan keadaan manusia hidup sampai pada batas penderitaannya. Saat itu
belum tiba, belum sampai pada puncaknya. Maka dibiarkan-Nya roti itu hancur dan
bersatu dengan pasir. Dia hendak merasakan benar penderitaan manusia hingga
ketika suatu saat ada yang datang padanya lalu berkata bahwa mereka sangat
menderita dan memilih untuk mati saja, maka Dia bisa menjawab: “Aku pernah
merasakan yang lebih dari yang kalian rasakan, dan Aku memilih tetap hidup!”
Hidup demikian
berharga. Hidup adalah karunia terbesar dari Allah bagi manusia. Maka memahami
hidup, mengenali hidup, berarti mengenali Allah yang memberi hidup. Dan Yesus
menyatakan bahwa Diri-Nya adalah Jalan Kebenaran dan Hidup. Maka mengenali dan
memahami hidup berarti pula mengenali dan memahami Yesus. Dimulai dari Dia dan
berakhir pada Dia. Dia adalah awal dan akhir dari kehidupan, Dia lah Sang
Alfa-Omega.
Pangkur
-4
Gunging
kanugrahan jalma
Injih
gesang peparing saking Gusti
Laku
saprelu dunung
Amrih
wruhing kasidyan
Jer
Sang Kristus minangka marga twin kayun
Tutwuri
trus lampah-Nya
Dunung
mring dhiri pribadhi
(Anugerah
terbesar bagi segala makhluk, adalah hidup yang dikaruniakan oleh Tuhan.
Mencoba untuk mengerti dan memahami hidup, agar melihat kenyataan yang
sesungguhnya. Dan Sang Kristus adalah jalan kebenaran dan hidup. Setia
mengikuti Dia, akan memahami dan semakin mengenali diri sendiri)
(15/11/2015 - Gregorius Garuda Sukmantara)
No comments:
Post a Comment