Hari ke-14 : Berbincang dengan Bayang |
Ketika hidup dalam
kesendirian, tidak ada seorang pun yang bisa diajak berbicara. Mungkinkah
sebongkah batu yang hanya diam membisu yang akan diajak berbicara? Masih lebih baik
berbicara dengan bayangan sendiri, sebab bayangan selalu mengikuti bentuk
tubuh, mengikuti gerakan tubuh. Setidaknya bayangan lebih mirip manusia
daripada sebongkah batu. Setidaknya bayangan akan selalu setia mengikuti
kemanapun tubuh itu pergi dan muncul manakala sinar menerangi.
Tanpa sinar, tanpa
cahaya, bayangan itu lenyap. Ketika gelap gulita, tidak muncul bayangan sama
sekali. Bayangan adalah sahabat ketika sinar itu datang dan kita tidak
bersembunyi darinya. Allah adalah terang yang kehadiran-Nya membentuk bayangan
dari diri kita. Maka bayangan yang dibentuk dari sinar terang Allah adalah
anugerah yang senantiasa mengikuti hidup kita, dan keberadaannya menyatakan
bahwa terang itu ada. Tanpa Allah maka hidup menjadi gelap gulita, manusia
berjalan seperti orang buta, meraba-raba dalam kekhawatiran dan ketakutan.
Kristus adalah terang
bagi manusia. Terang yang sesungguhnya yang menerangi hidup manusia. Namun
kadang kita bersembunyi dari-Nya. Kita justru memilih untuk diam dalam
kegelapan dan kehilangan bayangan, atau lebih senang berada di bawah
bayang-bayang orang lain. Marilah kita keluar dan berdiri di bawah sinar
kasih-Nya. Kita akan kembali menemukan bayangan dan berdialog dengannya.
Berdialog tentang kehadiran-Nya yang dinyatakan melalui keberadaan bayangan
itu. Berdialog tentang diri kita sendiri, tentang hidup kita. Ketika kita
berjalan, bayangan itulah yang akan terus mengikuti kita dan menyadarkan kita
akan keberadaan-Nya, akan kehadiran-Nya. Dia setia sebagaimana Kristus pun
setia terhadap kita.
Pangkur ke-7
Yen
bleger tanpa wewayang
Pindha
wuta lumampah trus malipir
Ing
pundi sunar dumunung
Amrih
antuk pepadhang
Jer
Sang Kristus minangka pepadhang agung
Manungsa
wruh wewayangnya
Tutwuri
trus ing salami
(Jika
tubuh tanpa bayangan, seperti orang buta terus berjalan di tepian. Mencari dan
terus mencari dimana sinar berada, agar mendapatkan terang. Hanya dalam Kristus
sebagai terang yang agung manusia mendapatkan bayangannya, yang terus mengikuti
dari belakang selamanya)
(18/11/2015 - Gregorius Garuda Sukmantara)
No comments:
Post a Comment