Hari ke-22 : Altar Suci |
Lukisan
hari ke-22, menggambarkan Yesus sedang membangun Mezbah. Sebagaimana Nuh yang
mengungkapkan syukur atas keselamatan dengan membangun mezbah untuk
mempersembahkan kurban bakaran. Bagi Yesus, korban bakaran apa yang hendak Dia
persembahkan kepada Bapa? Dan sebagaimana Abraham, Nuh, serta para nabi lain
yang membangun mezbah dari tumpukan batu, mezbah sederhana dan sangat
sederhana, namun persembahannyalah yang penting di mata Allah. Maka Yesus pun
membangun mezbah dengan tumpukan batu.
Yesus
adalah Sang Anak Domba Allah. Dia menjadikan hidup-Nya sendiri sebagai kurban
persembahan untuk keselamatan seluruh manusia. Maka mezbah yang dibangun-Nya
dengan sangat sederhana itu menjadi mezbah atau altar yang suci, dan akan
dibangun-Nya kembali nanti di puncak Golgota.
Jika
Dia mengajak kita untuk membangun mezbah atau altar, altar semacam apa yang
hendak kita bangun? Terbuat dari apapun altar
itu, yang terpenting adalah apa yang kita persembahkan. Sebah altar
menjadi berarti bukan hanya karena estetikanya, melainkan lebih karena wujud
persembahannya. Jika Yesus sendiri mempersembahkan hidup-Nya, sanggupkah kita
pun mempersembahkan hidup kita di altar itu? Mempersembahkan kemerdekaan dan kebebasan
kita, mempersembahkan kelebihan dan kekurangan kita.
Persembahan
kita menjadi suci jika disatukan dengan tubuh dan darah Kristus yang merupakan
persembahan paling mulia bagi Allah. Altar kita menjadi suci jika dipersatukan
dengan altar Kristus, dan altar Kristus itu adalah Hati-Nya yang kudus.
----------
Mijil
-1
Mangga samya mbangun
altar suci
Jer manembah ing roh
Mboten namung wonten
ing wujude
Nanging mantheng,
jatmika ing budi
Ruruh jroning batin
Manunggal ing Kristus
--------------------------
Marilah membangun altar suci, karena menyembah dalam roh,
Bukanlah hanya pada wujudnya, tetapi teguh dan baik dalam
bersikap,
Rendah hati dan tulus, menyatu dalam Kristus.
(26/11/2015 - Gregorius Garuda Sukmantara)
No comments:
Post a Comment