Hari ke-15 : Di Hadapan-Nya |
Aku
adalah manusia. Apakah manusia itu? Serupa titik di muka bumi, titik yang tak
kelihatan diriku adanya. Apakah bumi itu? Sebuah planet dari banyak planet yang
menjadi anak-anaknya matahari. Dan apakah matahari itu? Sebuah bintang dari
milyaran bintang dalam galaksi, dan hanya tampak satu titik terang adanya.
Masih ada ribuan bahkan jutaan galaksi dalam semesta yang tanpa batas. Matahari
tak kelihatan, dan bumi…. debu pun bukan. Manusia? Bukan apa-apa dalam
kemahaluasan semesta.
Seluruh
semesta itu adalah ciptaan-Nya. Maka dihadapan-Nya, apakah manusia itu? Apa lah
aku ini? Sungguh bukan apa-apa, debu pun bukan. Adakah alasan bagi kita untuk
merasa besar, merasa hebat dan agung? Adakah pengaruhku pada seluruh semesta
ini, mampukah aku merubah setitik saja apa yang ada di jagad raya? Aku sungguh
bukan apa-apa. Di hadapan-Nya, aku bukanlah apa-apa. Jika aku mencari diriku di
luasnya alam semesta, mustahil aku bisa menemukannya.
Maka
ingatlah aku, betapa dalam hidup ini, aku merasa menjadi yang terbesar, lebih
besar dari orang lain. Aku merasa kuat dan lebih perkasa dari orang lain. Di
depan-Nya aku bertobat, sebeb sesungguhnya aku bukanlah apa-apa. Dia Sang Raja
Semesta Alam, dan aku bukanlah apa-apa.
Asmaradana
-1
Murwane duk tutwuri
Myang Kristus ing ara-ara
Tumoleh lan ndangu ingong
Punapi kang dennya luru
Dhuh Gusti mba ngluru kula
Sang Kristus ngendikanipun
Ndherek ingsung gya uninga
(Awalnya ketika berjalan mengikuti Kristus
di pasang gurun. Dia berpaling dan bertanya padaku, apakah yang engkau cari? Ya
Tuhan, aku mencari diriku. Dia pun berkata, “Ikutlah Aku engkau akan melihatnya
sendiri).
(19/11/2015 - Gregorius Garuda Sukmantara)
No comments:
Post a Comment