Hari ke-36 : ..................... |
Telur
adalah awal dari terbentuknya kehidupan. Telur yang muncul atau mewujud,
biasanya menjadi awal dari kehidupan serangga, unggas, dan binatang reptile.
Namun hampir semua kehidupan berawal dari adanya telur, bahkan manusia berawal
dari sel telur/ovum. Telur hanya bisa berkembang dan membentuk kehidupan ketika
dibuahi, jika tidak maka tidak akan pernah muncul sebagai kehidupan baru.
Telur
sebagaimana yang dipegang oleh Yesus seperti yang saya lukiskan, terdiri dari
tiga bagian yakni: cangkang/kulit luar, putih telur dan kuning telur. Ketiganya
merupakan gambaran dari raga, jiwa dan roh manusia. Raga yang rapuh, mudah
retak atau pecah, namun memberi bentuk dan membuat jiwa dan roh aman di dalamnya.
Untuk
bisa tumbuh sebagai kehidupan baru, maka ‘telur’ itu pun harus pula dibuahi.
Dan Tuhan Yesus meniupkan Roh Kudus untuk membuahi roh kita. Roh yang telah
dibuahi itu akan tumbuh dan lahir menjadi manusia baru.
Dalam
percakapan dengan Nikodemus, Tuhan Yesus menyatakan bahwa untuk menjadi bagian
dari Kerajaan Allah, seseorang harus dilahirkan kembali, dilahirkan kembali
dari air dan Roh (bdk. Yoh 3: 4-5). Manusia yang dilahirkan kembali itu adalah
manusia rohani dan inilah manusia baru yang dimaksudkan oleh Yesus.
Dalam
hidup menggereja, telur itu juga merupakan gambaran dari liturgi, pengetahuan
dan iman. Iman perlu juga dibuahi oleh Roh Kudus, sehingga ‘telur’ itu tumbuh,
berkembang, dan lahir sebagai Gereja yang sesungguhnya. Jika iman itu dibuahi
oleh Roh Kudus, maka liturgi dan pengetahuan akan menyatu dengan iman dan
membentuk Gereja yang hidup. Sebaliknya, jika iman tidak pernah dibuahi oleh
Roh Kudus, maka ‘telur’ itu akan tetap sebagai ‘telur’. Liturgi yang bagus dan
indah, suatu ketika akan rapuh dan retak hingga pecah. Pengetahuan yang tinggi,
suatu ketika akan membuat telur itu berubah menjadi busuk, dibuang dan membuat
orang lain menjauh.
Kehidupan
sebagai manusia baru, kehidupan sebagai Gereja yang hidup, hanya mungkin jika
Roh Kudus turun dan membuahi ‘telur’.
-------------------------
Gambuh
– 1
Ndhog gajah aneng susuh,
Den angremi dening manuk deruk,
Awan bengi mlaku datan migunani,
Pokalnya sarwa katutuh,
Urip pisan kadya layon.
--------------------------
(seumpama telur gajah di dalam sarang burung.
Dierami oleh burung tekukur. Siang malam berlalu tanpa guna, tingkah seperti itu hanya
mengundang celaan. Hidup sekali seperti mayat saja layaknya.)
(10/12/2015 - Gregorius Garuda Sukmantara)
No comments:
Post a Comment