Tuesday, December 8, 2015

SILENCIO INCOGNITO Hari ke-34 : Kehendak-Nya

Hari ke-34 : Kehendak-Nya
Sementara itu pengikut-pengikut-Nya mengajak Yesus makan. "Bapak Guru," kata mereka, "silakan makan." Tetapi Yesus menjawab, "Ada makanan pada-Ku, yang tidak kalian tahu."
Maka pengikut-pengikut-Nya mulai saling bertanya, "Apakah ada orang membawa makanan untuk Dia?"  Lalu Yesus berkata, "Makanan-Ku adalah mengikuti kehendak Dia yang mengutus Aku, dan menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan-Nya kepada-Ku. Kalian berkata, 'Empat bulan lagi musim panen.' Tetapi Aku berkata kepadamu: Pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning, siap untuk dituai! Orang yang menuai sudah mulai menerima upahnya dan mengumpulkan hasil untuk hidup yang sejati dan kekal. Maka orang yang menabur dan orang yang menuai boleh bersenang bersama-sama.
Peribahasa ini benar juga, 'Yang satu menanam, yang lain menuai.' Aku menyuruh kalian pergi menuai di ladang yang tidak kalian usahakan; orang lain sudah bekerja di sana, dan kalian menerima keuntungan dari pekerjaan mereka." (Yoh. 4: 31-38)
----------

Sebulan lebih Dia tidak makan, adakah Dia tidak merasa lapar? Sebulan lebih Dia tidak minum, adakah Dia tidak merasa haus? Jika melihat kembali dialog Yesus dengan perempuan Samaria dimana Dia menyatakan diri-Nya sebagai Air Hidup, maka tentu saja sebagai air Dia tidak lagi membutuhkan air. Sekarang pun Dia menyatakan Diri-Nya sebagai makanan yang mana para murid tidak tahu, dan tentu saja sebagai makanan Dia tidak membutuhkan makan. Namun mengkaitkan air kehidupan dengan air dari sumur, serta makanan yang Dia maksudkan dengan makanan seperti roti tidaklah tepat. Meski demikian toh Yesus mengkaitkannya juga dan itu mungkin membuat kebingungan para murid.
Bagi Yesus, makanan-Nya adalah mengikuti kehendak Bapa, dan menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh Bapa. Marilah kita melihat, adakah pembangunan kapel dan taman doa ini adalah kehendak Bapa? Adakah pekerjaan ini juga merupakan pekerjaan yang diberikan oleh Bapa kepada kita? Jika kita melihatnya demikian maka kita pun bisa belajar dari pada-Nya dengan menjadikan kehendak Bapa serta pekerjaan yang Dia berikan sebagai makanan kita.
Jika memang kita meyakini pembangunan kapel adalah kehendak Bapa dan bukan kehendak kita sendiri. Pekerjaan ini adalah kehendak Bapa dan bukan sekedar kesibukan untuk mengisi waktu luang, maka kita tentu merasa lapar dan ingin segera menyelesaikan semua ini. Dan mari kita melihat pula, adakah ‘makanan’ ini tidak terasa enak? Apa yang membuat ‘makanan’ ini tidak terasa enak? Sebagaimana ketika kita sedang sakit, maka makanan apapun yang masuk ke mulut akan terasa pahit, dan membuat kita enggan untuk makan. Mungkin…, saat ini pun kita sedang sakit atau tidak enak badan sehingga ‘makanan’ ini tidak terasa nikmat dan kita enggan untuk melahapnya. Maka persoalannya adalah bagaimana kita menyembuhkan diri kita dari sakit tersebut? Bagaimana kita mengupayakan supaya iman kita kembali menjadi sehat, persaudaraan kita menjadi sehat. Hanya dengan berusaha menjadi sehat maka kita akan menghadapi ‘makanan’ ini dan melahapnya dengan rasa nikmat.
Demikian pula dengan taman doa ini. Taman Doa ini akan selesai jika kita melihat-Nya sebagai kehendak Bapa dan bukan sekedar ide seseorang. Menjadi nikmat rasanya kalau iman kita sehat dan menghidupi taman doa ini dengan benar. Jika kita selalu mementingkan untuk bisa makan makanan jasmani, mengapa kita tidak juga mementingkan ‘makanan’ yang satu ini? Bukankah ‘makanan’ ini yang bisa membuat kita mengalami hidup kekal, sementara makanan jasmani hanya akan membuat kita lapar lagi dan lapar lagi?

-------------------------
Sinom -6

Estu raga betah tedha
Suksma jiwa betah ugi
Tetedhan kang mboten muspra
Ndamel gesang ing salami
Nenggih Kersa Dalem Gusti
Minangka tedhan kang estu
Kang bakal nuwuhken iman
Suksma kiat salaminya
Ndherek Gusti ing kamulyan ingkang agung.
--------------------------


(Benarlah bahwa raga membutuhkan makanan, namun jiwa dan roh memerlukan juga. Makanan yang tidak akan sia-sia karena membuat hidup selamanya. Hanya kehendak Allah yang merupakan makanan yang sesungguhnya, yang akan menumbuhkan iman hingga roh kuat selamanya. Mengikuti Tuhan dalam kemuliaan yang terbesar.)

(8/12/2015 - Gregorius Garuda Sukmantara)

No comments:

Post a Comment