Hari ke-30 : Allah saja Cukup |
Dalam
Dia ada hidup, dan hidup itu adalah terang bagi manusia. Terang itu berada
dalam kegelapan dan kegelapan tidak menguasai-Nya (Yoh. 1: 4-5)
Ketika
berada dalam kehampaan, kuasa kegelapan menggoda-Nya dengan gemerlap dunia.
Seluruh kuasa atas dunia dan manusia akan diserahkan kepada-Nya, dengan satu
syarat, yakni Dia mau menyembah iblis sang penguasa kegelapan. Dalam Inji
Yohanes, Dia diperkenalkan sebagai terang yang datang ke dunia. Terang yang
menerangi hidup manusia dan kegelapan tidak mengusai-Nya. Maka tawaran dari
iblis itu jelas merupakan bentuk pengingkaran akan Diri-Nya sendiri. Dengan
tegas pula Dia menolak dan mengatakan bahwa Allah-lah satu-satunya yang harus disembah.
Bagi Dia, Allah saja cukup. Bagaimana bagi kita?
Yesus
mengajarkan kepada kita semua, “Carilah dahulu Kerajaan Allah, maka yang lain
akan digenapkan kepadamu…”, hal itu menunjukkan bahwa Dia menghendaki orientasi
pertama dan utama kita adalah Allah. Segala hal yang lain merupakan penggenapan
dari komitmen kita dalam mengutamakan Allah. Kenyataannya seringkali kita lebih
mengutamakan yang lain dan Allah hanya sebagai penggenapan saja. Kita terbiasa
untuk mencari yang lain terlebih dahulu dan perkara Kerajaan Allah itu urusan
nanti, kalau sudah mau mati. Ketika kita mengutamakan hal yang lain di luar
Allah maka kuasa kegelapan akan dengan mudah menguasai kita dan kita pun akan
melupakan Allah.
Hidup
dalam relasi dengan Allah merupakan dasar bagi kita. Kesadaran akan penyertaan
Allah, akan membimbing kita untuk melakukan segala sesuatu secara benar, dan
akan menghasilkan buah yang baik dan benar pula. Buah yang baik dan benar
itulah yang menjadi penggenapan dari hidup rohani. Maka dengan cara demikianlah
kita mengkuduskan dunia.
----------
Sinom
-2
Ngantu rawuhe pepadhang
Kandheg aneng tlatah wingit
Iblis setan kang kuwasa
Laku nasar wuta ati
Jumangkah tansah kuwatir
Urip kadya katalikung
Margine mung pamartobat
Angantu rawuhing Gusti
Gusti yekti suluhing gesang sunyata
--------------------------
(Merindukan datangnya terang, berhenti
di suasana yang menakutkan. Iblis setan yang berkuasa, membuat langkah tersesat
dan hati buta. Melangkah dalam kekhawatiran, hidup seperti terbelenggu.
Jalannya hanyalah pertobatan. Menantikan datangnya Tuhan, karena hanya Tuhan
yang menjadi penerangan hidup yang sesungguhnya.)
(4/12/2015 - Gregorius Garuda Sukmantara)
No comments:
Post a Comment