Hari
demi hari di padang gurun, apa yang dilakukan oleh Yesus? Adakah Dia hanya
duduk melamun dan menghabiskan waktu tanpa melakukan sesuatu yang berarti?
Tidak! Yesus pun melakukan sesuatu untuk mengisi waktu sehingga tidak terbuang
tanpa arti. Diambil-Nya batu yang runcing dan batu lain yang keras sebesar
kepalan tangan. Dipilih-Nya batu padas yang cukup besar dan mulailah Dia
memahat batu besar itu dengan peralatan sederhana. Dia seorang anak tukang kayu
yang tinggal di Nazareth, maka cukup akrab dengan pekerjaan memahat.
Sedikit-demi sedikit batu padas itu mulai berbentuk dan mulai terlihat
keindahannya.
Kesenian
itu melekat pada keindahan, karena seni sendiri artinya adalah indah. Maka
segala sesuatu yang indah, memenuhi matra-matra keindahan adalah kesenian.
Seorang seniman adalah manusia yang dari dalam senantiasa ada dorongan untuk
mewujudkan keindahan, orang yang hidup dari keindahan dan menghidupi keindahan.
Matra-matra
keindahan bukan hanya gerak, irama, garis, warna, bentuk dan tata ruang atau
nada. Kasih pun juga indah, dan unsur dari kasih yakni perjuangan, pengorbanan,
kepedulian, kesungguhan pun merupakan matra dari keindahan kasih. Maka
perwujudan kasih adalah keindahan dan barang siapa dalam dirinya senantiasa ada
dorongan untuk mengungkapkan kasih, dia adalah seorang seniman. Orang yang
hidup dari kasih dan menghidupkan kasih adalah juga seorang seniman.
Seorang
pedagang pasar yang berjuang sejak dini hari untuk menghidupi keluarganya, dia
adalah seorang seniman. Seorang ibu yang dengan tekun dan rela berkorban untuk
mengasihi anak-anaknya adalah seorang seniman. Seorang yang dengan tekun dan
tulus melayani pembeli, juga adalah seorang seniman. Seorang yang dengan rela
perduli pada kehidupan orang lain dengan penuh kasih, dia juga adalah seniman.
Dan Yesus berkorban, berjuang, untuk mengungkapkan kasih bagi manusia, bahkan
dengan seluruh Diri-Nya, maka Dia adalah seorang seniman agung. Yesus adalah
seorang maestro agung dalam mengungkapkan kasih yang terbesar sebagai
keindahan.
Yesus
bukan hanya memahat dan membentuk batu padas, tetapi juga membentuk hidup kita
sehingga lebih indah. Bukan hanya satu atau dua manusia yang hidupnya menjadi
indah melainkan milyaran manusia. Bukan hanya di jaman dahulu Dia melakukan
karya agung-Nya, namun karya itu berlangsung selamanya. Dia terus bekerja,
berkarya menghasilkan keindahan yang tiada tara. Dan Dia pun mengutus Roh Kudus
untuk mendampingi dan membimbing kita sehingga kita pun bisa menjadi seniman
sebagaimana diri-Nya.
-------------------------
Sinom
-7
Risang kawi sampun murba
Mpu ning kaendahan ugi
Gesangipun dados karya
Karya pratelaning asih
Raga twin rah dados warni,
Minangka karya yekti gung,
Dados endahing buwana,
Endah salami-laminya,
Ngutus kita dados Mpu ning sih kang estu.,
--------------------------
(Sastrawan besar telah muncul, Dia
adalah seniman keindahan juga. Hidup-Nya menjadi karya, karya perwujudan dari
kasih. Raga dan Darah-Nya menjadi warna dan menjadi karya yang sungguh agung,
memperindah dunia selama-lamanya. Dia mengutus kita untuk menjadi seniman kasih
yang sesungguhnya.)
(9/12/2015 - Gregorius Garuda Sukmantara)
No comments:
Post a Comment