Wednesday, December 9, 2015

SILENCIO INCOGNITO Hari ke-35 : Sang Maestro Agung


Hari demi hari di padang gurun, apa yang dilakukan oleh Yesus? Adakah Dia hanya duduk melamun dan menghabiskan waktu tanpa melakukan sesuatu yang berarti? Tidak! Yesus pun melakukan sesuatu untuk mengisi waktu sehingga tidak terbuang tanpa arti. Diambil-Nya batu yang runcing dan batu lain yang keras sebesar kepalan tangan. Dipilih-Nya batu padas yang cukup besar dan mulailah Dia memahat batu besar itu dengan peralatan sederhana. Dia seorang anak tukang kayu yang tinggal di Nazareth, maka cukup akrab dengan pekerjaan memahat. Sedikit-demi sedikit batu padas itu mulai berbentuk dan mulai terlihat keindahannya.
Kesenian itu melekat pada keindahan, karena seni sendiri artinya adalah indah. Maka segala sesuatu yang indah, memenuhi matra-matra keindahan adalah kesenian. Seorang seniman adalah manusia yang dari dalam senantiasa ada dorongan untuk mewujudkan keindahan, orang yang hidup dari keindahan dan menghidupi keindahan.
Matra-matra keindahan bukan hanya gerak, irama, garis, warna, bentuk dan tata ruang atau nada. Kasih pun juga indah, dan unsur dari kasih yakni perjuangan, pengorbanan, kepedulian, kesungguhan pun merupakan matra dari keindahan kasih. Maka perwujudan kasih adalah keindahan dan barang siapa dalam dirinya senantiasa ada dorongan untuk mengungkapkan kasih, dia adalah seorang seniman. Orang yang hidup dari kasih dan menghidupkan kasih adalah juga seorang seniman.
Seorang pedagang pasar yang berjuang sejak dini hari untuk menghidupi keluarganya, dia adalah seorang seniman. Seorang ibu yang dengan tekun dan rela berkorban untuk mengasihi anak-anaknya adalah seorang seniman. Seorang yang dengan tekun dan tulus melayani pembeli, juga adalah seorang seniman. Seorang yang dengan rela perduli pada kehidupan orang lain dengan penuh kasih, dia juga adalah seniman. Dan Yesus berkorban, berjuang, untuk mengungkapkan kasih bagi manusia, bahkan dengan seluruh Diri-Nya, maka Dia adalah seorang seniman agung. Yesus adalah seorang maestro agung dalam mengungkapkan kasih yang terbesar sebagai keindahan.
Yesus bukan hanya memahat dan membentuk batu padas, tetapi juga membentuk hidup kita sehingga lebih indah. Bukan hanya satu atau dua manusia yang hidupnya menjadi indah melainkan milyaran manusia. Bukan hanya di jaman dahulu Dia melakukan karya agung-Nya, namun karya itu berlangsung selamanya. Dia terus bekerja, berkarya menghasilkan keindahan yang tiada tara. Dan Dia pun mengutus Roh Kudus untuk mendampingi dan membimbing kita sehingga kita pun bisa menjadi seniman sebagaimana diri-Nya.

-------------------------
Sinom -7
Risang kawi sampun murba
Mpu ning kaendahan ugi
Gesangipun dados karya
Karya pratelaning asih
Raga twin rah  dados warni,
Minangka karya yekti gung,
Dados endahing buwana,
Endah salami-laminya,
Ngutus kita dados Mpu ning sih kang estu.,
--------------------------

(Sastrawan besar telah muncul, Dia adalah seniman keindahan juga. Hidup-Nya menjadi karya, karya perwujudan dari kasih. Raga dan Darah-Nya menjadi warna dan menjadi karya yang sungguh agung, memperindah dunia selama-lamanya. Dia mengutus kita untuk menjadi seniman kasih yang sesungguhnya.)

(9/12/2015 - Gregorius Garuda Sukmantara)


No comments:

Post a Comment