Friday, April 14, 2017

Tablo Kisah Sengsara Tuhan Yesus

photo drone by @evenesia @krispatje

Hari ini Jumat (14/04/2017) bertepatan dengan hari raya Jumat Agung, di Gereja St. Petrus Donoharjo Utara dilaksanakan dramatisasi kisah sengsara Tuhan Yesus yang dimotori oleh OMK PPW St. Yohanes Paulus II. Sekitar pukul 07.15 WIB sudah nampak dua kereta kelinci yang disiapkan Panitia Paskah sebagai sarana transportasi umat PPW dari empat gereja lain yang ada PPW St. Yohanes Paulus II (Gereja Tambakrejo, Gereja Donoharjo Selatan, Gereja Brekisan dan Gereja Dukuh). Tak kurang 250 umat tua maupun muda hadir di Gereja ini. Hadir pula Romo Paroki St. Aloysius Gonzaga Mlati, Romo Petrus Tri Margana, Pr, memberikan arahan dan briefing sebelum dramatisasi dimulai.

Sekitar pukul 08.15 WIB narator memulai membacakan kisah sengsara Tuhan Yesus. Perjalanan kisah kisah sengsara dimulai dari belakang Gereja St. Petrus Donoharjo Utara menuju halaman rumah Bapak Budiharjo kemudian memasuki Gereja St. Petrus Donohoarjo Utara. Suasana hening dan haru menghantar dramatisasi ini, tak sedikit umat yang meneteskan air matanya menyaksikan kisah sengsara Tuhan Yesus.

Di akhir tablo, Romo Petrus Tri Margana, Pr memberikan apresiasi atas karya OMK yang luar biasa, dan berpesan agar terus bersemangat untuk bertumbuh menuju paroki yang mandiri.

Berikut beberapa photo liputan dari berbagai sumber:

Umat antusias menunggu tablo dimulai

Narator memulai tablo kisah sengsara Tuhan Yesus





Photo bersama para pemeran tablo bersama Romo Petrus Tri Margana, Pr

BRAVO OMK!!

Saturday, April 8, 2017

Persiapan Perayaan Minggu Palma Di Gereja St Petrus Donoharjo Utara


Daun palma adalah simbol dari kemenangan. Daun palma ini membawa arti ke arah simbol Kristen. Daun palma digunakan untuk menyatakan kemenangan martir atas kematian. Martir sering digambarkan dengan daun palma di antara tempat atau tambahan untuk instrumen dari kesyahidan. Kristus kerap kali menunjukkan hubungan daun palma sebagai simbol kemenangan atas dosa dan kematian. Lebih jelas lagi, hal itu diasosiasikan dengan kejayaan-Nya memasuki Yerusalem, ( Yohanes 12:12-13)

Daun palma memiliki warna hijau, hijau adalah warna dari tumbuh-tumbuhan dan musim semi. Oleh karena itu simbol kemenangan dari musim semi atas musim salju atau kehidupan atas kematian, menjadi sebuah campuran dari kuning dan biru itu juga melambangkan amal dan registrasi dari pekerjaan jiwa yang baik.
Saat Minggu Palma, umat melambai-lambaikan daun palma sambil bernyanyi. Hal ini menyatakan keikutsertaan umat bersama Yesus dalam arak-arakan menuju Yerusalem. Ini menyatakan tujuan yang akan dicapai pada masa yang akan datang: kota Allah, di mana ada kedamaian. 

Pada Minggu Palma, gereja tidak hanya mengenang peristiwa masuknya Yesus ke kota Yerusalem melainkan juga mengenang akan kesengsaraan Yesus. Oleh karena itu, Minggu Palma juga disebut sebagai Minggu Sengsara. Dalam tradisi peribadahan gereja, setelah umat melakukan prosesi daun palma (melambai-lambaikan daun palma), umat akan mendengarkan pembacaan kisah-kisah sengsara Yesus yang diambil dari Injil. Memang kisah-kisah ini akan dibacakan ulang dalam liturgi Jumat Agung tetapi pemaknaannya berbeda. Pembacaan kisah sengsara Yesus dalam liturgi Minggu Palma dimaksudkan agar umat mengerti bahwa kemuliaan Yesus bukan hanya terletak pada kejayaan-Nya memasuki Yerusalem melainkan pada peristiwa kematian-Nya di kayu salib. 

Pada hari ini (Sabtu, 8/4/2017) umat wilayah Donoharjo Utara bersama-sama menyiapkan diri memasuki Pekan Suci yang diawali dengan Perayaan Minggu Palma besok pagi (Minggu, 9/4/2017 pukul 07.30 WIB) di Gereja St. Petrus Dohoharjo Utara.

Berikut beberapa photo liputan persiapan perayaan Mingu Palma di Gereja St. Petrus Donoharjo Utara: