Saturday, September 23, 2017

Peringatan Wajib St. Pius dari Pietrelcina (Padre Pio), Imam

Image result for padre pio adalah
“Aku hanya ingin menjadi seorang biarawan miskin yang berdoa.” ~ St Padre Pio

Pio of Pietrelcina (bahasa Italia: Pio da Pietrelcina), O.F.M. Cap. umumnya dikenal sebagai Padre Pio, (lahir di Italia, 25 Mei 1887 – meninggal di Italia, 23 September 1968 pada umur 81 tahun) adalah seorang pastor  dari Ordo Saudara-saudara Dina Kapusin (Ordo Friars of Minor Capuchin ) Padre Pio mendapatkan stigmata hampir seluruh hidupnya. Padre Pio yang mengalami stigmata ini tetap rendah hati dan tidak sombong. Meskipun berbagai macam rintangan menghadang, Ia tetap sabar dan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah Bapa Yang Mahakuasa.

Padre Pio (Francesco Forgione) dilahirkan pada tanggal 25 Mei 1887 di sebuah kota kecil bernama Pietrelcina, Italia selatan, dalam wilayah Keuskupan Agung Benevento. Ia adalah anak ke-5 dari 8 bersaudara dari keluarga petani, pasangan Grazio Forgione dan Maria Giuseppa De Nunzio atau yang biasa disebut Mama Peppa. Bagi Mama Peppa sendiri, Fransesco (panggilan Padre Pio saat kecil), ia memang berbeda dari anak lain. Jauh lebih religius. Fransesco pun kerap ditampaki berbagai macam wujud, seperti Tuhan Yesus, Bunda Maria, bahkan setan. Hal itu terjadi sejak ia berusia 5 tahun.
Pada tahun 1903, saat ia berusia 16 tahun, ia berpisah dari keluarganya untuk masuk ke Biara Kapusin, biara yang terkenal akan biarawan-biarawan yang kebanyakan berjenggot. Tak lama setelah itu, ia diangkat menjadi novis dan dipilihkan sebuah nama orang kudus, sesuai dengan aturan biara tersebut. Dan untuk Fransesco, dipilihkan nama Pio.

Stigmata pertamanya sebenarnya terjadi di Pietrelcina, sore hari, 7 September 1911. Karena Ia takut, Ia lalu bertemu Monsigneur Salvatore Panullo, Pastor Paroki Pieltrecina untuk menolongnya, dengan cara berdoa. Ajaibnya, luka-luka stigmata itu hilang. Stigmata sesungguhnya terjadi pada 20 September 1918. Ketika itu, Padre Pio sedang sendirian di sebuah kapel tua. Tiba-tiba, Ia ditampaki sosok-sosok seperti malaikat dan memberinya sebuah stigmata. Luka-luka itu terdiri dari tangan kiri kanannya, juga di kakinya, juga pada lambung. Luka-luka itu membuka dan mengeluarkan banyak darah. Sebenarnya, kejadian ini amat dirahasiakan Padre Pio. Namun untuk kali ini ketahuan, sebab ketika Ia bergegas ke kamar untuk mengentikan pendarahan tersebut, darah tercecer ke lantai yang dilewatinya.Oleh karena itu, Kepala Biara memanggil dokter untuk mengobatinya. Dokter itu bersaksi, "Sungguh, ini bukan luka yang dibuat-buat. Di lambungnya pun, juga terdapat luka."
Inilah salah satu suratnya kepada Padre Benedetto, pembimbing rohaninya, tertanggal 22 Oktober 1918.
“… Apakah yang dapat kukatakan kepadamu mengenai penyalibanku? Ya Tuhan! Betapa aku merasa bingung dan malu apabila aku berusaha menunjukkan kepada orang lain apa yang telah Engkau lakukan kepadaku, makhluk-Mu yang hina dina! Kala itu pagi hari tanggal 20 [September] dan aku sedang berada di tempat paduan suara setelah perayaan Misa Kudus, ketika suatu istirahat, bagaikan suatu tidur yang manis menghampiriku. Segenap indera, lahir maupun batin, pula indera jiwa ada dalam ketenangan yang tak terlukiskan. Ada suatu keheningan mendalam di sekelilingku dan di dalamku; suatu perasaan damai menguasaiku dan lalu, semuanya terjadi dalam sekejab bahwa aku merasa bebas sepenuhnya dari segala keterikatan. Ketika semuanya ini terjadi, aku melihat di hadapanku, suatu penampakan yang misterius, serupa dengan yang aku lihat pada tanggal 5 Agustus, yang berbeda hanyalah kedua tangan, kaki dan lambung-Nya mencucurkan darah. Penglihatan akan Dia mengejutkanku: apa yang kurasakan pada saat itu sungguh tak terkatakan. Aku pikir, aku akan mati; dan pastilah aku mati jika Tuhan tidak campur tangan dan memperkuat hatiku, yang nyaris meloncat dari dadaku! Penglihatan berakhir dan aku tersadar bahwa kedua tangan, kaki dan lambungku ditembusi dan mencucurkan darah. Dapat kau bayangkan siksaan yang aku alami sejak saat itu dan yang nyaris aku alami setiap hari. Luka di lambung tak henti-hentinya mencucurkan darah, teristimewa dari Kamis sore hingga Sabtu. Ya Tuhan, aku mati karena sakit, sengsara dan kebingungan yang aku rasakan dalam kedalaman lubuk jiwaku. Aku takut aku akan mencucurkan darah hingga mati! Aku berharap Tuhan mendengarkan keluh-kesahku dan menarik karunia ini daripadaku….”

Setelah Misa, Padre Pio biasa melewatkan sebagian besar harinya dalam doa dan melayani Sakramen Pengakuan Dosa. Hidupnya penuh dengan berbagai karunia mistik, termasuk kemampuan membaca batin para peniten, bilokasi, levitasi dan jamahan yang menyembuhkan. Darah yang mengucur dari stigmatanya mengeluarkan bau harum mewangi atau harum bunga-bungaan.
Padre Pio dinyatakan sebagai Venerabilis pada tanggal 18 September 1997 oleh Paus Yohanes Paulus II; pada tanggal 2 Mei 1999 dibeatifikasi; dan akhirnya dikanonisasi pada tanggal 16 Juni 2002 di Roma, oleh Paus yang sama. Gereja memaklumkan pesta liturgis St Padre Pio dari Pietrelcina dirayakan pada tanggal 23 September.

Di meja altar Gereja St. Petrus Donoharjo Utara tertanam Relekwi Padre Pio, semoga kita terus-menerus menemukan Tuhan atau ditemui Tuhan atas cara yang istimewa seperti dilakukan-Nya dalam hidup Padre Pio. Kita sangat dikuatkan oleh doa, nasihat, dan teladannya. Dia menguatkan kita dengan memberikan nasihat berharga ini: “Pray, hope and don’t worry!”



(diambil dari berbagai sumber)

Thursday, June 29, 2017

Selamat Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus


Hari ini (29/6/2017) kita bersama-sama merayakan Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus, tepat satu tahun yang lalu Gereja St. Petrus Donoharjo Utara diberkati oleh Romo Petrus Tri Margana, Pr. (baca/klik: Pemberkatan Gereja St. Petrus Donoharjo Utara).

“Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” (Mat 16:16). Tuhan Yesus memberikan kuasa kepada Petrus untuk menggembalakan domba-dombanya. “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.” (Mat 16:17-19) Perubahan nama menandai perubahan hidup secara total dan perutusan baru. 

Petrus menjadi batu karang, fondasi atau dasar bagi gereja. Ini sungguh menjadi fondasi yang kokoh hingga saat ini. Menjadi batu karang itu berarti menjadi gembala yang mengajar dan mendampingi gereja. Petrus memiliki kuasa untuk membawa saudara-saudara ke Surga. Dialah pemegang kuncinya. Petrus juga mendapat kuasa untuk mengampuni dosa sesama.Secara mengagumkan, tugas perutusan yang diemban Petrus ini dialaminya sepanjang kerasulannya. Ada pengalaman salib, ada kemuliaan dan perutusan yang akan diwujudkannya. St. Lukas dalam Kisah Para Rasul di bacaan pertama menggambarkan perlindungan Tuhan yang mengagumkan ketika Petrus dipenjarakan oleh Herodes. Ketika itu jemaat mendoakan Petrus sehingga secara mengherankan semua belenggunya dilepas oleh seorang malaikat Tuhan, padahal ia diapiti para prajurit semalaman. Petrus sendiri kagum dan berkata: “Sekarang tahulah aku benar-benar bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi.” (Kis 12:11).

Bagaimana dengan Paulus? Dalam suratnya kepada Timotius, ia menyampaikan pengalaman rohaninya setelah cukup lama melayani Tuhan. Ia berkata: “Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.” (2Tim 6-7). Ini merupakan ungkapan kebahagiaan Paulus setelah melayani Tuhan. Ia melihat kembali pengalaman misionernya yang berat dan perlahan-lahan mencapai kemuliaannya. Dalam situasi apa pun Paulus tetap berprinsip untuk memelihara iman. Mahkota kebenaran pun akan dikaruniakan Tuhan kepadanya. Rasa syukur juga diungkapkan Paulus karena Injil Tuhan diwartakan dengan pendampingan penuh dari Tuhan. Artinya Paulus tidak merasa sendirian dalam mewartakan Injil, Tuhanlah yang selalu bersamanya. Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan dalam pelayanannya.
Kita bersyukur kepada Tuhan karena melalui para rasul yang kita rayakan hari ini (St. Petrus pelindung Gereja Donoharjo Utara dan St. Paulus), Tuhan telah mendirikan gereja-Nya dan tetap kokoh hingga saat ini. 
Selamat Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus
Salam dan Berkah Dalem

Monday, June 26, 2017

“Quaerere et Salvum Facere”

Sebuah kutipan singkat dari Injil Lukas 19:10, “Quaerere et Salvum Facere” yang berarti "Mencari dan Menyelamatkan". Inilah motto dari Mgr. Robertus Rubiyatmoko, Pr, Uskup Keuskupan Agung Semarang.

Mgr. Ignatius Suharyo, sebagai konselebran utama pada pentahbisan Mgr. Rubiyatmoko menyampaikan pesan "Ia perlu sering menjumpai umatnya, menunjukkan jalan dan menjaga harapan mereka tetap bernyala. Ia perlu hadir dalam kesederhanaan dan penuh kasih, berjalan di belakang mereka untuk membantu yang tertinggal di belakang dan terutama memperkenankan umatnya menemukan langkah-langkah baru".

Mgr. Robertus Rubiyatmoko, Pr berencana untuk hadir, berjumpa dan menyapa umatnya yang ada di Pusat Pastoral Wilayah St. Yohanes Paulus II, pada tanggal 20 Juli 2017, sekaligus memberkati Pastoran Brayut.

Pastoran Brayut terletak di sebelah timur Desa Wisata Brayut, Pandowoharjo, Sleman, Yogyakarta. Secara geografis Pastoran Brayut ini berada tepat di tengah-tengah dari lima wilayah yang ada yaitu: 1) Wilayah St. Venantius Dukuh, 2) Wilayah St. Yohanes Brekisan, 3) Wilayah St. Yakobus Tambakrejo, 4) Wilayah Donoharjo Selatan dan 5) Wilayah St. Petrus Donoharjo Utara (baca/klik: Kekhasan Yang Saling Melengkapi).

Sebagai persiapan pemberkatan Pastoran Brayut sebagai bagian dari Desa Wisata Brayut akan dilaksanakan pula gelar budaya dan bakti sosial yang dimulai Minggu, 16 Juli 2017 dengan melibatkan umat dan warga sekitar baik anak-anak, muda-mudi maupun orang tua. Sebagai puncaknya akan dilaksanakan Misa Pemberkatan yang akan dipimpin oleh Romo Robertus Rubiyatmoko, Pr dilanjutkan dengan pagelaran wayang.

Mari kita bersama hadir, berjumpa dan menanggapi sapaan gembala Keuskupan Agung Semarang kita yang baru.

Sugeng Enjang lan Berkah Dalem.


Pastoran Brayut yang akan diberkati 20 Juli 2017

Friday, May 19, 2017

Proficiat Mgr. Robertus Rubiyatmoko, Pr

Related image


Proficiat Mgr. Robertus Rubiyatmoko, Pr

 Selamat berkarya menggembalakan umat Keuskupan Agung Semarang 

Berkah Dalem

19 Mei 2017

Sunday, May 7, 2017

Selamat Hari Minggu Panggilan 2017


“Setiap tindakan pelayanan, yang menghantar pada cinta dan pelayanan Gereja, harus mendorong untuk semakin menumbuhkan kasih dan pelayanan kepada Yesus Kristus sebagai Kepala, Gembala dan Mempelai Gereja, suatu kasih yang selalu menjadi suatu jawaban atas Kasih Allah yang bebas dan cuma-cuma dalam diri Yesus Kristus” (St. Yohanes Paulus II, Pastores Dabo Vobis, no.25).

Hari Minggu Keempat Paskah didedikasikan untuk hari Minggu Panggilan. Panggilan menjadi imam, bruder, dan suster. Karena itu bacaan Injil hari ini berbicara mengenai gembala yang baik. Gembala yang baik adalah gembala yang membawa kawanan domba ke padang yang subur dan mempertaruhkan nyawanya untuk domba-dombanya. Panggilan untuk menjadi imam, bruder, dan suster adalah rahmat dari Allah sendiri. Dia memanggil orang-orang yang dikehendakinya dan mengutus mereka untuk menjadi gembala bagi umat-Nya. Mereka bertugas sebagai imam, nabi dan raja. Menjadi imam berarti menguduskan umat beriman lewat doa dan pelayanan sakramental; nabi berarti mewartakan kebaikan dan kebenaran kepada manusia; raja berarti mereka memimpin kawanan domba menuju tanah air surgawi.



Kita bersyukur bahwa kita mempunyai gembala-gembala yang tangguh di Indonesia. Mari kita senantiasa berdoa bagi panggilan dan berdoa pula agar mereka yang telah terpanggil memelihara panggilannya. (Mutiara Iman 2017) 

Berikut update tata ulang Gereja St. Petrus Donoharjo Utara menjelang Minggu Panggilan 2017 (Sabtu, 06/05/2017)


Finishing Pagar Sebelah Barat Gereja Hampir Selesai




Pekerjaan Finishing Plafond Teras Sisi Timur Gereja

Friday, April 14, 2017

Tablo Kisah Sengsara Tuhan Yesus

photo drone by @evenesia @krispatje

Hari ini Jumat (14/04/2017) bertepatan dengan hari raya Jumat Agung, di Gereja St. Petrus Donoharjo Utara dilaksanakan dramatisasi kisah sengsara Tuhan Yesus yang dimotori oleh OMK PPW St. Yohanes Paulus II. Sekitar pukul 07.15 WIB sudah nampak dua kereta kelinci yang disiapkan Panitia Paskah sebagai sarana transportasi umat PPW dari empat gereja lain yang ada PPW St. Yohanes Paulus II (Gereja Tambakrejo, Gereja Donoharjo Selatan, Gereja Brekisan dan Gereja Dukuh). Tak kurang 250 umat tua maupun muda hadir di Gereja ini. Hadir pula Romo Paroki St. Aloysius Gonzaga Mlati, Romo Petrus Tri Margana, Pr, memberikan arahan dan briefing sebelum dramatisasi dimulai.

Sekitar pukul 08.15 WIB narator memulai membacakan kisah sengsara Tuhan Yesus. Perjalanan kisah kisah sengsara dimulai dari belakang Gereja St. Petrus Donoharjo Utara menuju halaman rumah Bapak Budiharjo kemudian memasuki Gereja St. Petrus Donohoarjo Utara. Suasana hening dan haru menghantar dramatisasi ini, tak sedikit umat yang meneteskan air matanya menyaksikan kisah sengsara Tuhan Yesus.

Di akhir tablo, Romo Petrus Tri Margana, Pr memberikan apresiasi atas karya OMK yang luar biasa, dan berpesan agar terus bersemangat untuk bertumbuh menuju paroki yang mandiri.

Berikut beberapa photo liputan dari berbagai sumber:

Umat antusias menunggu tablo dimulai

Narator memulai tablo kisah sengsara Tuhan Yesus





Photo bersama para pemeran tablo bersama Romo Petrus Tri Margana, Pr

BRAVO OMK!!

Saturday, April 8, 2017

Persiapan Perayaan Minggu Palma Di Gereja St Petrus Donoharjo Utara


Daun palma adalah simbol dari kemenangan. Daun palma ini membawa arti ke arah simbol Kristen. Daun palma digunakan untuk menyatakan kemenangan martir atas kematian. Martir sering digambarkan dengan daun palma di antara tempat atau tambahan untuk instrumen dari kesyahidan. Kristus kerap kali menunjukkan hubungan daun palma sebagai simbol kemenangan atas dosa dan kematian. Lebih jelas lagi, hal itu diasosiasikan dengan kejayaan-Nya memasuki Yerusalem, ( Yohanes 12:12-13)

Daun palma memiliki warna hijau, hijau adalah warna dari tumbuh-tumbuhan dan musim semi. Oleh karena itu simbol kemenangan dari musim semi atas musim salju atau kehidupan atas kematian, menjadi sebuah campuran dari kuning dan biru itu juga melambangkan amal dan registrasi dari pekerjaan jiwa yang baik.
Saat Minggu Palma, umat melambai-lambaikan daun palma sambil bernyanyi. Hal ini menyatakan keikutsertaan umat bersama Yesus dalam arak-arakan menuju Yerusalem. Ini menyatakan tujuan yang akan dicapai pada masa yang akan datang: kota Allah, di mana ada kedamaian. 

Pada Minggu Palma, gereja tidak hanya mengenang peristiwa masuknya Yesus ke kota Yerusalem melainkan juga mengenang akan kesengsaraan Yesus. Oleh karena itu, Minggu Palma juga disebut sebagai Minggu Sengsara. Dalam tradisi peribadahan gereja, setelah umat melakukan prosesi daun palma (melambai-lambaikan daun palma), umat akan mendengarkan pembacaan kisah-kisah sengsara Yesus yang diambil dari Injil. Memang kisah-kisah ini akan dibacakan ulang dalam liturgi Jumat Agung tetapi pemaknaannya berbeda. Pembacaan kisah sengsara Yesus dalam liturgi Minggu Palma dimaksudkan agar umat mengerti bahwa kemuliaan Yesus bukan hanya terletak pada kejayaan-Nya memasuki Yerusalem melainkan pada peristiwa kematian-Nya di kayu salib. 

Pada hari ini (Sabtu, 8/4/2017) umat wilayah Donoharjo Utara bersama-sama menyiapkan diri memasuki Pekan Suci yang diawali dengan Perayaan Minggu Palma besok pagi (Minggu, 9/4/2017 pukul 07.30 WIB) di Gereja St. Petrus Dohoharjo Utara.

Berikut beberapa photo liputan persiapan perayaan Mingu Palma di Gereja St. Petrus Donoharjo Utara:




 




Sunday, March 19, 2017

Gembala Keuskupan Agung Semarang

Pastor Robertus Rubiyatmoko Pr, Uskup baru KAS. (Ist)
PADA hari Sabtu tanggal 18 Maret 2017, Vatikan telah resmi mengumumkan telah menunjuk Uskup Agung baru Semarang (KAS). Paus Fransiskus melalui siaran resmi yang dilansir Radio Vatikan berbasis di Roma pada Sabtu petang pukul 18.00 WIB merilis kabar bungah tersebut.
Yang ditunjuk menjadi Uskup Agung baru Semarang adalah Pastor Dr. Robertus Rubiyatmoko, dosen Moral dan Hukum Gereja Fakultas Teologi Wedabhakti Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Sebagai dosen dan formator untuk para frater diosesan KAS dan beberapa frater diosesan titipan dari KAJ dan Keuskupan Purwokerto, Pastor Robertus Rubiyatmoko tinggal di Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan Jl. Kaliurang Km 8, Yogyakarta.
Pastor Ruby –demikian dia biasa disapa oleh teman-teman angkatan di seminari—adalah alumnus Seminari Mertoyudan tahun masuk 1980. Ia adalah teman seangkatan Pastor FX Sukendar, Vikjen sekaligus Administrator Diosesan KAS sekarang.
Situs berbahasa Italia www.unigre.it menyerbutkan, Uskup baru KAS ini lahir di Yogyakarta tahun 1963. Usai menyelesaikan pendidikan tahun rohani sebagai calon frater diosesan KAS di Seminari Tahun Rohani KAS di Wisma Jangli Semarang tahun 1984-1985, ia melanjutkan pendidikan belajar filsafat dan teologi di Fakultas Wedabhakti Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan tinggal di Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan Yogyakarta.
Pada tahun 1992, Pastor Robertus Rubiyatmoko Pr menerima tahbisan imamatnya dari tangan Uskup Keuskupan Agung Semarang waktu itu: Julius Kardinal Darmaatmadja SJ.
Beberapa waktu lamanya sempat menjadi pastor paroki –antara lain di Gereja St. Maria Assumpta Pakem—Pastor Robertus Rubiyatmoko ditugaskan oleh Uskup Agung KAS waktu itu yakni Kardinal Julius Darmaatmadja SJ untuk belajar Hukum Gereja di Universitas Gregoriana di Roma hingga akhirnya meraih gelar doktor.
Sepulang dari Roma, Pastor Rubiyatmoko ditugaskan Uskup KAS menjadi dosen moral dan Hukum Gereja di Fakultas Teologi Wedabhakti USD dan menjadi tenaga pendidik (formator) untuk para frater diosesan (KAS, KAJ, KP) di Asrama Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan, Yogyakarta.
Gantikan alm. Mgr. Johannes Pujasumarta
Posisi Uskup Agung Semarang  (KAS) lowok sejak Mgr. Johannes Pujasumarta Pr meninggal dunia pada hari Selasa (10/11) tahun 2015 pukul 23.30 WIB di RS St. Elisabeth Semarang setelah beberapa waktu lamanya didera penyakit kanker paru. Sebelum mengemban tugas di KAS, almarhum Mgr. Pujasumarta adalah Uskup Bandung mengisi pos yang ditinggalkan Mgr. Alexander Djajasiswaja yang sebelumnya telah meninggal dunia.
Beberapa waktu lamanya usai wafatnya Mgr. Pujasumarta, posisi kepemimpinan KAS kemudian dipegang oleh RD FX Sukendar selaku Administrator Keuskupan dan Vikjen KAS.
Terpilihnya Mgr. Robertus Rubiyatmoko Pr menjadi Uskup Agung baru Semarang menjadi hadiah berarti bagi KAS. Apalagi di bulan Juli-Agustus 2017 mendatang, KAS akan menjadi tuan rumah bagi 7th Asian Youth Day 2017 dimana da setidaknya 3.000-an OMK dari 29 negara di Asia akan berpartisipasi dalam perhelatan iman di kalangan orang muda katolik se-Asia ini.
Proficiat Mgr. Robertus Rubiyatmoko. Sugeng makarya.
sumber : www.sesawi.net  
http://www.sesawi.net/2017/03/18/breaking-news-pastor-dr-robertus-rubiyatmoko-pr-uskup-baru-keuskupan-agung-semarang/

Monday, March 13, 2017

Salib AYD Singgah di Gereja St. Petrus Donoharjo Utara



Pada hari ini Senin (13/03/2017) sejenak Salib AYD singgah di Gereja St. Petrus Donoharjo Utara. Salib AYD singgah kurang lebih empat jam dimulai pukul 13.00 WIB sd 17.00 WIB. Umat dari empat lingkungan di wilayah Donoharjo Utara bergantian menemani dan berdoa di depan Salib AYD. 
Berikut beberapa photo liputan Salib AYD di Gereja St. Petrus Dohonarjo Utara:



Sumber Photo: Kabare Petrus

Wednesday, February 22, 2017

Surat Gembala Prapaska 2017 Keuskupan Agung Semarang



Sumber: Youtube Komsos KAS https://www.youtube.com/watch?v=QzMtGvKRROI

Friday, January 20, 2017

7th Asian Youth Day 2017


 Apa itu AYD?
Asian Youth Day (AYD) atau hari orang muda asia adalah perjumpaan orang muda Katolik se-Asia. Acara ini diselenggarakan tiap tiga tahunan dan dihadiri kurang lebih seribu sampai tiga ribu OMK perwakilan dari berbagai negara di Asia. Dalam acara inilah berbagai kegiatan menumbuhkan semangat pewartaan dibuat. AYD digagas oleh pembina OMK se-Asia dan disetutuji oleh Federasi Konferensi Uskup-uskup se-Asia (FABC) dibawah kantor komisi Keluarga dan Kerawam bagian kepemudaan.

Apa saja acara dalam AYD?
AYD terdiri dari 3 acara besar yakni Day in the Diocese, Days in AYD’s Venue dan Asian Youth Ministers’ Meeting (AYMM)‎.

Days in the Dioceses (DITD)
DITD diadakan 3-4 hari dimana peserta AYD tinggal (live in) di keuskupan-keuskupan di Negara tuan rumah. Peserta datang dan langsung dibawa live in di keuskupan-keuskupan yang telah ditentukan untuk DITD. Di keuskupan-keuskupan inilah peserta belajar sekaligus memberikan pengalaman iman. Kedekatan sebagai satu katolik mulai terbangun. Berbagai kegiatan pun semakin menyatukan. Ada perayaan Ekaristi bersama, doa bersama, festival dan lain-lain. Orang Muda hadir dalam realitas kehidupan umat beriman dan merasakan langsung kehidupan saudara-saudarinya di Negara yang berbeda.

Days in AYD’s Venue
Acara ini diadakan selama 3 atau 4 hari. Semua Peserta DITD menuju ke satu tempat dimana diselenggarakan AYD. OMK yang tersebar di berbagai keuskupan berkumpul bersama. Disini OMK mengikuti upacara pembukaan dan berbagai kegiatan misalnya sharing, refleksi, festival, Ekaristi, sakramen tobat, devosi, doa, dan lain-lain. Orang muda meneguhkan orang muda. Orang muda berbagi untuk orang muda. Pada acara ini juga akan diumumkan Negara penyelenggara berikutnya.

Asian Youth Ministers’ Meeting (AYMM)‎
Acara AYMM diselenggarakan selama 3 hari. Acara ini khusus bagi para Pembina OMK negara-negara Asia. Pesertanya yakni para uskup, pastor, awam yang terlibat dalam komisi kepemudaan tingkat nasional. Dibawah koordinasi Federasi Uskup-uskup se-Asia (FABC) (Kantor Awam dan Keluarga (Office Laity and Family), bagian Kepemudaan (Youth Desk)) membahas evaluasi AYD, dan arah pembinaan OMK se-Asia.

AYD pernah diselenggarakan dimana saja?
AYD sudah 6 kali diadakan di negara-negara yang berbeda-beda. Setiap kali pertemuan mengangkat tema yang berbeda. Istimewanya, AYD ke 7 pada tahun 2017 akan diadakan di Indonesia tepatnya di Keuskupan Agung Semarang. Untuk lebih jelasnya berikut ini perjalanan AYD:
  1. Pertama kali diadakan di Keuskupan Hua Hin Thailand tahun 1999 dengan tema  “Asian Youth Journeying with Jesus Towards the Third Millenium” (OMK Asia berjalan bersama Yesus menyonsong Millennium III)
  2. AYD kedua pada tahun 2001 diadakan di Keuskupan Taiwan di kota Taipei, bertema “We are called to Sanctity and Solidarity” (Kita dipanggil kepada Kekudusan dan Solidaritas)
  3. AYD ketiga diadakan di Keuskupan Bangalore, India tahun  2005 dengan tema “Asian Youth for Peace” (OMK Asia Untuk Perdamaian)
  4. AYD keempat tahun 2006 di Keuskupan Hongkong, dengan tema “Asian Youth, Hope of Asian Families” (OMK Asia, Harapan Keluarga-keluarga Asia)
  5. AYD kelima pada tahun 2009 di keuskupan Imus, Filipina dengan tema “YAsia Fiesta: Young Asians Come Together Share the Word, Live the Eucharist” (Pesta OMK Asia: OMK Asia, datanglah bersama-sama, berbagi Sabda, Hayati Ekaristi).
  6. AYD keenam pada tahun 2014 di Keuskupan Daejeon, Korea, bertema “Wake Up Asian Youth! The glory of the Martyrs shines on you” (OMK Asia, Bangunlah, Kemuliaan para martir bersinar atas kalian).
  7. AYD kejuh direncanakan tahun 2017 di Keuskupan Agung Semarang khususnya kota Yogyakarta dan sekitarnya. Tema yang digagas adalah “Asian Youth: Gospel’s Joy of Multiculturalistic Asia” (OMK Asia: Suka cita Injil bagi Asia yang Majemuk).

Apa yang kita lakukan sebagai Negara penyelenggara AYD?
Tentu kita bangga dan bahagia menjadi Negara penyelenggara. Maka libatkan diri teman-teman dalam peristiwa ini. Teman-teman bisa terlibat dalam kepanitiaan, membuat acara di keuskupan-keuskupan, mempromokan acara ini dan tidak lupa mendoakan acara AYD 2017 terselenggara dengan lancar. Libatkan diri teman-teman, sekecil apapun tentu akan sangat membantu kelancaran acara ini. SELAMAT DATANG AYD 2017!!!

sumber http://orangmudakatolik.net/

Thursday, January 19, 2017

Penutupan Rekening Bank Mandiri

Diberitahukan kepada Bapak/Ibu/Sdr/i bahwa pada Minggu ke-3 bulan Januari 2017 rekening Tata Ulang Gereja St. Petrus Donoharjo Utara di Bank Mandiri telah ditutup

Bagi Bapak/Ibu/Sdr/i yang berkenan berbagi untuk kelanjutan tata ulang Gereja St. Petrus Donoharjo Utara dapat disalurkan melalui:

Bank BCA KCP PINGIT

No Rek: 0600521322
a/n Rek: TRI MARGANA P (Romo Paroki Mlati)/V EDY PURWANTO SPD

Serta dimohon kesediaannya untuk melalukan konfirmasi melalui salah satu nomor telepon di bawah ini:
1. Romo Petrus Tri Margana, Pr. (Romo Paroki) 0817461683  
2. M. Budiharjo (Ketua Panitia) 0274 9409824
3. V. Edi Purwanto (Bendahara Panitia) 08122726831
4. Y. Heri Yulianto (Tim Penggalangan Dana) 08164275607

Saturday, January 7, 2017

Update Tata Ulang 07/01/2017


Penampakan Tembok Sebelah Timur Dari Sisi Dalam Gereja

Proses Finishing Tembok Sebelah Barat

Proses Finishing Pagar Sebelah Timur