Saturday, August 27, 2016

Perayaan Ekaristi Di Gereja St. Petrus Donoharjo Utara

Gereja St. Petrus Donoharjo Utara
Pagi ini (27/8) di Gereja St. Petrus Donoharjo Utara, tampak beberapa Ibu dan Bapak sibuk dengan peralatan kebersihan yang dipegang masing-masing. O... ya... ini adalah hari Sabtu di minggu yang keempat di bulan September 2016, dan nanti sore ada perayaan ekaristi di tempat ini.

Di setiap Minggu ke-2 dan Minggu ke-4, perayaan ekaristi berlangsung di Gereja St. Petrus Donoharjo Utara. Adapun jadwal perayaan ekaristi secara lengkap sebagai berikut:

Minggu
Waktu
Bahasa
II
Minggu, 07.30 WIB
Bhs Indonesia
IV
Sabtu, 18.00 WIB
Bhs Jawa

Ada beberapa agenda lain dalam waktu dekat di Gereja St. Petrus Donoharjo Utara, antara lain Ekaristi Kaum Muda yang akan berlangsung di hari Minggu (28/8) pukul 16.30 WIB. EKM mengangkat tema "Merah Darahku, Putih Tulangku".
Selanjutnya akan dilaksanakan ekaristi Jumat Pertama (2/9) pukul 17.00WIB yang dilanjutkan dengan adorasi sampai dengan pukul 24.00 WIB.

Mari Bapak/Ibu/Sdr/i bergabung bersama memuji Tuhan di tempat ini.

Salam dan Berkah Dalem.


Berikut beberapa  update photo tata ulang Gereja St. Petrus Donoharjo Utara (27/8/2016)





Salib sudah terpasang di panti imam

Wednesday, August 17, 2016

Pengecatan Dinding Belakang Gereja St. Petrus Donoharjo Utara

Merdeka!! Merdeka!! Merdeka!!

Di hari ulang tahun kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ke-71 ini, kita patut bersyukur atas segala berkat yang diberikan Tuhan yang maha kasih. Salah satunya karunia proses tata ulang Gereja St. Petrus Donoharjo Utara yang terus bergulir. Pada hari ini, aktifitas pak tukang sedang melakukan pengecatan dinding belakang Gereja. Nampak dinding terlihat menjadi lebih bersih dan membantu menutup pori-pori dinding menghalau serangan air hujan dari sisi utara. Semoga pekerjaan yang lain pun segera terselesaikan. Amin

Salam dan Berkah Dalem.



Pengecatan Dinding Gereja Sebelah Utara
  

Saturday, August 13, 2016

Dirgahayu Negara Kesatuan Republik Indonesia ke-71


Surat Gembala Kemerdekaan RI ke-71 Keuskupan Agung Semarang

 “Satu hati bagi bangsa mewujudkan Peradaban Kasih di Indonesia”
Saudara-saudariku umat Katolik Keuskupan Agung Semarang, Para Pejuang Senior, Veteran, dan sahabat-sahabat muda yang penuh semangat:SALAM BAHAGIA, karena kasih dan kemerdekaan yang Tuhan berikan bagi kita. SALAM PERJUANGAN untuk kita yang terus berkomitmen setia membangun bangsa dan masyarakat atas dasar cinta yang tulus bagi bangsa dan Tanah Air Indonesia.
Sebentar lagi kita rayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-71. Hari syukur karena rahmat Tuhan Yang Mahaesa telah mengaruniakan kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia, untuk menentukan perjalanan bangsa.Kemerdekaan sebagai anugerah dari Tuhan ini tentu menjadi sebuah pengalaman yang sangat istimewa dan menggetarkan,terutama bagi para pejuang yang saat ini masih ada bersama kita, atau bagi yang telah gugur.
Hari ini Gereja Katolik juga merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga. Sebuah ajaran iman Gereja sebagaimana ditegaskan oleh Konsili Vatikan II, “Akhirnya Perawan tak bernoda, yang tidak pernah terkena oleh segala cemar dosa asal sesudah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, telah diangkat melalui kemuliaan di surga beserta badan dan jiwanya. Ia telah ditinggikan oleh Tuhan sebagai Ratu alam semesta, supaya secara lebih penuh menyerupai Puteranya, Tuan atas segala tuan, yang telah mengalahkan dosa dan maut” (LG art. 59). Saat inikita renungkan dua pengajaran dari dua peristiwa besar yakni HUT Kemerdekaan RI ke-71 dan Hari Raya SP Maria diangkat ke Surga.
Maria adalah Figur Perempuan Merdeka.
Saudara-saudariku, Para Pejuang, Para aktivis, dan Kaum muda-remaja dan anak-anak yang saya cintai. Kita menyetujui bahwa Kemuliaan SP Maria sebagaimana dirayakan oleh Gereja, bukan menjadi cita-cita pribadi Bunda MariaSebagai seorang pribadi ia tidak pernah menghitung amal dan jasa kehidupannya. Ia juga tidak pernah memikirkan apakah dari tindakan baiknya, kelak akan dimuliakan. Yang dikerjakan oleh Bunda Maria adalah komitmen hidup dalam kebenaran sebagai warga masyarakat. Pujian Magnificat adalah pujian sukacita dan kesadaran bahwa seorang manusiadilibatkan dalam karya agung-Nya. Bunda Maria menjadi figur wanita yang penuh perjuangan, sebagai perempuan muda dan nantinya sebagaiibu rumah tanggasekaligus anggota masyarakat yang peduli. Ia menerima tawaran ketika disampaikan ajakan bekerjasama dengan Allah melalui Malaikat Gabriel dengan menjawab, “Jadilah padaku menurut perkataan-Mu” (Luk 1:38). Ia menjadi bagian dari perjuangan keselamatan manusia dengan mengambil bagian dalam gerak perjuangan Yesus Puteranya meneladankan kehidupan yang baik dan benar. Dari Betlehem, Mesir, Nasareth sampai ke Puncak Golgota, Bunda Maria ikut serta sebagai perempuan pengawal perjuangan kemerdekaan sejati. Dialah pribadi yang ikut menjadi saksi dan pendamping perjuangan keselamatan manusia. Bunda Maria juga menjadi Ibu dan pendamping tumbuhnya sekelompok kecil orang yangmenemukan kehidupan baru. Hidup dan kiprahnya digerakkan oleh bimbingan Roh Kudus dalam perjalanan Gereja awal. GerejaKatolik yakin bahwa Bunda Maria menjadi pendoa dan pejuang bagi umat yang mengimani dan menerima perjuangan Puteranya untuk memerdekakan hidup dari belenggu dosa.
Bangsa Indonesia mengalami hambatan kemerdekaan sejati karena berbagai persoalan.
            Saudari-saudara terkasih, kita menyadari bahwa persoalan bangsa masih sedemikian banyak dan belum bisa diurai tuntas. Selain persoalan ekonomi, politik, tenaga kerja, pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup,pembangunan daerah-daerah pinggiran, ada persoalan moralitas kehidupan dan kemanusiaan. Kasus-kasus korupsi, kemiskinan, ketidakadilan, kekerasan terhadap perempuan dan anak, pornografi, perdagangan manusia, narkoba dan ketidaksetiaan dalam rumahtangga, masih terus terjadi.
ARDAS KAS ke 7 mengajak mewujudkan cita-cita melalui:peningkatan peran dan keterlibatan kaum awam dalam gerakan sosial, budaya, ekonomi, politik dan pelestarian lingkungan dengan semangatpembelajaran, kejujurandan kerjasama yang didukung dengan transparansi dan akuntabilitas dalam tata kelola paroki dan lembaga-lembaga karya serta peningkatan spiritualitas dan profesionalitas para pelayan pastoralBagaimana kita mewujudkan upaya-upaya itu?
Langkah-langkah Inklusif, Inovatif dan Transformatif.
Tindakan-tindakan konkret untuk mendukung dan mengembangkan rasa nasionalisme dan kecintaan pada Tanah Air perlu disusun, diagendakan secara terencana dan terukur:
Pertamasoal kesejahteraan rakyat. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, berlaku adil dan benar dalam membuat regulasi kebijakan dan pengadilan, serta mengentaskan mereka yang miskin, perlu menjadi penegasan setiap pribadi. Umat Katolik melalui keterlibatan nyata, ikut mengawal pembangunanNegara Kesatuan Republik Indonesia.
Keduamengembangkan hidup bermartabat. Moralitas bangsa akan semakin maju bila didukung dengan penghargaan martabat manusia yang dari generasi ke generasi perlu diajarkan. Tindakan-tindakan yang merendahkan martabat pribadi perlu diganti dengan menghormati setiap pribadi dimulai dari habitus baik di dalam keluarga serta lingkungan sekitarReksa pastoral di paroki-paroki perlu mengintegrasikan “logika pastoral belaskasih” melalui tiga upaya yakni menuntun, menegaskan dan mengintegrasikan (anjuran apostolik Paus Fransiskus tentang KELUARGA‘Amoris Laetitia, 19 Maret 2016).
Ketiga, mennyatakan semangat iman kepada Allah yang satu. Komitmen ini perlu terwujud berawal dari semangat Bhinneka Tunggal Ika, kita kokohkan Indonesia yang SATU. SATU hati, SATU bahasa, SATU pengharapan, SATU Tuhan yang Esa bagi semua,meski berbeda agama, ras dan suku budaya, namun kita adalah umat yang satu dan sama di hadapan Allah yang Esa. Penghayatan akan kesatuan ini bisa didukung dalam beberapa gerakan, seperti halnya gerakan tekun mendoakan bangsa dan negara, baik secara pribadi/perorangan, keluarga, kelompok/wilayah/stasi,paroki. Dapat juga secara bersama-sama dengan Gereja-gereja Kristen dalam gerakan oekumenis, melakukan doa bersama bagi bangsa. Doa itu hendaknya terus kita panjatkan setiap tanggal 17 dalam bulan selama 9 kali (semacam novena), mulai 17 Agustus 2016 sampai 17 April 2017 sebagai ujub doa bersama bagi Bangsa dan Tanah Air tercinta. Rumusan sederhana dapat diambil dalam teks “Doa untuk Tanah Air” dalam Buku Puji Syukur nomor 194. Dapat juga didoakan “Doa untuk Masyarakat”, dari Madah Bakti No. 50.
Keempat, menjadi warga negara yang terlibatMemasuki tahun 2017, akan diwarnai dengan Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) di beberapa Kabupaten dan Kota di wilayah Jawa Tengah dan DIY.Hendaknya umat Katolik ikut berproses mewujud­nyatakan perubahan, pembaruan dan kemajuan dengan mendampingi dan mengawal perjalanan PILKADA agar berjalan dalam rel kebenaran. Keberanian ikut terlibat dalam tugas Penyelenggaraan PILKADA di setiap tingkatannya, maupun sebagai Pengawas dalam Bawaslu akan menghasilkan produk PILKADA yang bermutu. Saya berharap umat Katolik KAS akan dapat menjadi pemilih yang cerdas dan aktif terlibat di dalam prosesnya.
Kelima, mengisi setiap momentum dengan kegiatan positif.Diharapkan dalam bulan kemerdekaan sekaligus sebagai Bulan Ajaran Sosial Gereja (ASG) inimenjadi kesempatan untuk kiprah kebangsaan serta berkegiatan bersama masyarakat. Kegiatan sepertiupacara bendera, tirakatan kemerdekaan, dialog atau sarasehan kebangsaan, ataupun tindakan sosial kemasyarakatan lainnya. Kegiatan yang kreatif dan melibatkan, tentu akan memberikan daya ubah yangberguna bagi bangsa dan negara.
DIRGAHAYU NEGERI INDONESIAKU dan SELURUH RAKYAT YANG MENCINTAINYA. Kemerdekaan menjadi milikmu, pencinta kemerdekaanyang sejati. Tuhan senantiasa memberkati. BERKAH DALEM.

Semarang, 8 Agustus 2016
Dalam Kesatuan dengan Kolegium Konsultor KAS
Salam, doa dan berkah Dalem
FX. Sukendar Wignyosumarta, Pr
Administrator Diosesan KAS.

(Dibacakan atau diterangkan pada Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga Sabtu-Minggu, 13 – 14 Agustus 2016)

Saturday, August 6, 2016

Finishing Pagar Sebelah Barat

Update pekerjaan teknis Gereja St. Petrus Donoharjo Utara (06/08/2016)



Pengerjaan pagar sebelah barat


Finishing bagian atas pagar sebelah barat, untuk mencegah tampias air hujan