“Hari ini telah lahir bagimu
Juru selamat, yaitu Kristus, Tuhan, di Kota Daud.” (Lukas 2:11)
Sumber: sesawi.net
Saudari-Saudara umat Kristiani
di Indonesia,
Setiap merayakan Natal hati kita dipenuhi rasa syukur dan
sukacita. Allah berkenan turun ke dunia, masuk ke dalam hiruk-pikuk kehidupan
kita. Allah bertindak memperbaiki situasi hidup umat-Nya. Berita sukacita
itulah yang diserukan oleh Malaikat: “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat,
yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud” (Luk 2:11).
Belarasa Allah itu mendorong kita untuk melakukan hal
yang sama sebagaimana Dia lakukan. Inilah semangat atau spiritualitas
inkarnasi. Keikutsertaan kita pada belarasa Allah itu dapat kita wujudkan
melalui upaya untuk menyikapi masalah-masalah kebangsaan yang sudah menahun.
Dalam perjuangan mengatasi masalah-masalah seperti itu,
kehadiran Juruselamat di dunia ini memberi kekuatan bagi kita. Penyertaan-Nya
menumbuhkan sukacita dan harapan kita dalam mengusahakan hidup bersama yang
lebih baik. Oleh karena itu, kita merayakan Natal sambil berharap dapat menimba
inspirasi, kekuatan dan semangat baru bagi pelayanan dan kesaksian hidup, serta
memberi dorongan untuk lebih berbakti dan taat kepada Allah dalam setiap
pilihan hidup.
Saudari-saudara terkasih,
Kita akan segera meninggalkan tahun 2016 dan masuk tahun
2017. Ada hal-hal penting yang perlu kita renungkan bersama pada peristiwa
Natal ini. Sebagai warga negara kita bersyukur bahwa upaya pembangunan yang
dilakukan oleh Pemerintah Indonesia semakin memberi harapan bagi terwujudnya
keadilan dan kesejahteraan yang merata.
Walaupun belum sesuai dengan harapan, kita sudah
menyaksikan adanya peningkatan dan perbaikan pelayanan publik, penegakan hukum,
pembangunan infrastruktur, dan peningkatan kualitas pendidikan. Kita dapat
memandangnya sebagai wujud nyata sukacita iman sebagaimana diwartakan oleh
malaikat kepada para gembala, “Aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk
seluruh bangsa” (Luk 2:10).
Memang harus kita akui bahwa masih ada juga segi-segi
kehidupan bersama yang harus terus kita perhatikan dan perbaiki. Misalnya, kita
kadang masih menghadapi kekerasan bernuansa suku, agama, ras, dan antar
golongan (SARA). Masalah korupsi dan pungli juga masih merajalela, bahkan
tersebar dari pusat hingga daerah. Kita juga menghadapi kemiskinan yang sangat
memprihatinkan.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa
angka kemiskinan per Maret 2016 masih sebesar 28,01 juta jiwa. Keprihatinan
lain yang juga memerlukan perhatian dan keterlibatan kita untuk mengatasinya
adalah peredaran dan pemakaian narkoba. Data Badan Narkotika Nasional (BNN)
tahun 2015 memperlihatkan bahwa pengguna narkoba terus meningkat jumlahnya.
Pada periode Juni hingga November 2015 terjadi penambahan sebesar 1,7 juta
jiwa, dari semula 4,2 juta menjadi 5,9 juta jiwa. Semakin banyaknya pengguna
narkoba itu tidak lepas dari peran produsen dan pengedar yang juga bertambah.
Kita juga harus bekerja keras untuk mendewasakan dan
meningkatkan kualitas demokrasi. Penyelenggaraan Pemilu merupakan salah satu
sarananya, seperti Pemilihan Umum Kepala Daerah serentak (Pilkada serentak)
yang akan dilaksanakan tanggal 15 Februari 2017 di 101 daerah terdiri atas 7
provinsi, 76 kabupaten, dan 18 kota. Peristiwa itu akan menjadi ujian bagi
partisipasi politik masyarakat dan peningkatan kualitas pelaksana serta proses
penyelenggaraan pesta demokrasi tersebut.
Tantangan-tantangan tersebut, sebagaimana juga masalah
lainnya, harus kita hadapi. Jangan sampai persoalan-persoalan sosial dan
kemanusiaan itu membuat kita merasa takut. Kepada kita, seperti kepada para
gembala, malaikat yang mewartakan kelahiran Yesus mengatakan “jangan takut”
(Luk 2:10).
Saudari-saudara terkasih,
Marilah kita jadikan tantangan-tantangan tersebut
kesempatan untuk mengambil prakarsa dan peran secara lebih nyata dalam
menyikapi berbagai persoalan hidup bersama ini. Kita ciptakan hidup bersama
yang damai dengan terus melakukan dialog. Kita lawan korupsi dan pungli dengan
ikut aktif mengawasi pelaksanaan dan pemanfaatan anggaran pembangunan. Kita
atasi problem kemiskinan, salah satunya dengan meningkatkan semangat berbagi.
Kita lawan narkoba dengan ikut mengupayakan masyarakat yang bebas dari narkoba,
khususnya dengan menjaga keluarga kita terhadap bahaya barang terlarang dan
mematikan itu.
Kita tingkatkan kualitas demokrasi kita melalui
keterlibatan penuh tanggungjawab dengan menggunakan hak pilih dan aktif
berperan serta dalam seluruh tahapan dan pelaksanaan Pilkada. Kita juga
berharap agar penyelenggara Pilkada dan para calon kepala daerah menjunjung
tinggi kejujuran dan bersikap sportif, menaati semua aturan yang sudah
ditentukan dan aktif berperan menjaga kedamaian demi terwujudnya Pilkada yang
berkualitas. Kita tolak politik uang. Jangan sampai harga diri dan kedaulatan
kita sebagai pemilih kita korbankan hanya demi uang.
Kita syukuri kehadiran Yesus Kristus yang mendamaikan
kembali kita dengan Allah. Inilah kebesaran kasih karunia Allah, sehingga kita
layak disebut sebagai anak-anak Allah (1Yoh 2:1). Di dalam Yesus Kristus kita
memperoleh hidup sejati dan memperolehnya dalam segala kelimpahan (Yoh 10:10).
Kita syukuri juga berkat yang telah kita terima sepanjang tahun yang segera
berlalu.
Kita sampaikan berkat sukacita kelahiran Yesus Kristus
ini kepada sesama kita dan seluruh ciptaan. Kita mewujudkan karya kebaikan
Allah itu melalui perhatian dan kepedulian kita terhadap berbagai keprihatinan
yang ada dengan aktif mengupayakan pembangunan yang berkelanjutan dan yang
ramah lingkungan. Dengan demikian, perayaan kelahiran Yesus Kristus ini dapat
menjadi titik tolak dan dasar bagi setiap usaha kita untuk lebih memuliakan
Allah dalam langkah dan perbuatan kita.
Selamat Natal 2016 dan Tahun Baru 2017
Jakarta, 10 November 2016
Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) – Pdt Dr Henriette TH. Lebang (Ketua Umum)
Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) – Mgr. Ignatius Suharyo
(Ketua)
No comments:
Post a Comment