Hari ini (29/6/2017) kita bersama-sama merayakan Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus, tepat satu tahun yang lalu Gereja St. Petrus Donoharjo Utara diberkati oleh Romo Petrus Tri Margana, Pr. (baca/klik: Pemberkatan Gereja St. Petrus Donoharjo Utara).
“Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” (Mat 16:16). Tuhan Yesus memberikan kuasa kepada Petrus untuk menggembalakan domba-dombanya. “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.” (Mat 16:17-19) Perubahan nama menandai perubahan hidup secara total dan perutusan baru.
Petrus menjadi batu karang, fondasi atau dasar bagi gereja. Ini sungguh menjadi fondasi yang kokoh hingga saat ini. Menjadi batu karang itu berarti menjadi gembala yang mengajar dan mendampingi gereja. Petrus memiliki kuasa untuk membawa saudara-saudara ke Surga. Dialah pemegang kuncinya. Petrus juga mendapat kuasa untuk mengampuni dosa sesama.Secara mengagumkan, tugas perutusan yang diemban Petrus ini dialaminya sepanjang kerasulannya. Ada pengalaman salib, ada kemuliaan dan perutusan yang akan diwujudkannya. St. Lukas dalam Kisah Para Rasul di bacaan pertama menggambarkan perlindungan Tuhan yang mengagumkan ketika Petrus dipenjarakan oleh Herodes. Ketika itu jemaat mendoakan Petrus sehingga secara mengherankan semua belenggunya dilepas oleh seorang malaikat Tuhan, padahal ia diapiti para prajurit semalaman. Petrus sendiri kagum dan berkata: “Sekarang tahulah aku benar-benar bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi.” (Kis 12:11).
Bagaimana dengan Paulus? Dalam suratnya kepada Timotius, ia menyampaikan pengalaman rohaninya setelah cukup lama melayani Tuhan. Ia berkata: “Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.” (2Tim 6-7). Ini merupakan ungkapan kebahagiaan Paulus setelah melayani Tuhan. Ia melihat kembali pengalaman misionernya yang berat dan perlahan-lahan mencapai kemuliaannya. Dalam situasi apa pun Paulus tetap berprinsip untuk memelihara iman. Mahkota kebenaran pun akan dikaruniakan Tuhan kepadanya. Rasa syukur juga diungkapkan Paulus karena Injil Tuhan diwartakan dengan pendampingan penuh dari Tuhan. Artinya Paulus tidak merasa sendirian dalam mewartakan Injil, Tuhanlah yang selalu bersamanya. Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan dalam pelayanannya.
Kita bersyukur kepada Tuhan karena melalui para rasul yang kita rayakan hari ini (St. Petrus pelindung Gereja Donoharjo Utara dan St. Paulus), Tuhan telah mendirikan gereja-Nya dan tetap kokoh hingga saat ini.
Selamat Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus
Salam dan Berkah Dalem
No comments:
Post a Comment